Hari ini, genap dua minggu aku berkenalan dan sedikit mengenal, bagaimana dirimu.
Waktu yang begitu singkat, tentu tidak dapat menjadi perwakilan penilaianku tentangmu.
Aku hanya merasakan dan menikmati setiap momen kebersamaan yang tercipta melalui aksara yang hadir, bersamamu.
Tak banyak yang kuharapkan, karena aku menyadari kau bukan untukku saja.
Begitu banyak pemuja, yang harus kau sapa dan kau layani dari tiap sudut beranda milikmu.
Kehadiran mereka di beranda dan jendelamu, dipenuhi dengan berbagai cerita dari aksara yang tercipta.
Dan aku hanya bisa menelisik beranda-beranda yang hadir, berisi menu-menu aksara dengan sajian nikmat yang dapat menemani hari-hariku.
Aku tak peduli lagi dengan segala hal yang membuatku jauh darimu, karena hari-hariku hanya merindukan kemesraan bersamamu.
Takada lagi perkara yang membuatku lebih berbahagia, selain saat aku memiliki kesempatan bersamamu untuk bercengkerama, sambil menikmati beragam sajian menu aksara.Â
Aku akhirnya mengerti dan memahami, ketika salah satu pemujamu memberikan komen tentang candu yang kau berikan bagi siapapun.
Mungkinkah, aku telah kecanduan dan bahkan mungkin telah mabuk kepayang karenamu?
Akhhh, jika itu benar adanya, aku tak mengapa, karena semua candu yang kau berikan itu merupakan candu kebaikan sehingga memberikan kesehatan bagiku.
Yah, aku mengatakan bahwa meskipun aku kecanduan dan menikmati racun kepayang yang kau tebarkan, aku akan tetap baik-baik saja.
Karena, aku yakin bahwa kau selalu berupaya menebarkan kebaikan dimanapun dan kepada siapapun yang mengenalmu.
Termasuk kepada diriku, kau akan memberikan kesempatan dan berbagi kebaikan kepadaku yang bukan siapa-siapa dan tidak punya apa-apa bila dibandingkan dengan para pemujamu terdahulu.
Kompasiana, hari ini aku lelah dan ingin bersantai, setelah sekian waktu aku bergumul dengan aktivitas yang merangkul erat raga fana ini.
Hari ini, aku ingin menikmati healing seperti mereka, hanya bertiga denganmu saja.
Kau telah membuatku benar-benar mabuk kepayang, jatuh cinta padamu dan merindukanmu setengah mati. Kau benar-benar candu bagiku
Sehingga telah membuatku, enggan beranjak dari tempat dudukku, untuk berlama-lama melukiskan aksara terciptaku tentangmu saja.
Kompasiana, Â Kaulah Candu Bagiku
Berbagi Senyuman, 28 Desember 2022