Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sia-Sia, tapi Tidak Sia-Sia, Memaknai Kehidupan Menurut Pengkhotbah 11:1

3 Mei 2024   23:00 Diperbarui: 3 Mei 2024   23:14 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi benih yang ditanamkan. sumber gambar: (blibli friends.com)

Kita bisa bayangkan, ketika mau menabur. Apa hanya kita sendiri nanti yang menikmatinya? Tentu tidak, bukan.  Demikian juga jika kita menabung, orientasinya bukan hanya diri sendiri, tetapi orang lain, paling tidak bagi keluarga seperti suami, istri, anak, atau orang lain.   Dan itu bersifat ke depan.  Tabungan atau usaha kita, jika kita sudah meninggal, pasti anak yang akan melanjutkan, dst. 

Jadi, saya mau berkata bahwa jangan ragu-ragu untuk berinvestasi bagi sebuah kekekalan.  Dalam konteks kehidupan kita, teruslah melemparkan rotimu.  Jika itu sungguh "benih," maka "benih itu pada dasarnya baik dan jika dikelola dengan baik pasti akan menghasilkan."  

Ketiga, "maka engkau mendapatnya kembali."  Mari kita perhatikan ayat 1b, "maka engkau akan mendapatnya kembali lama sesudahnya."New English Translation (NET): "for after many days you will get a return."  Dalam tata bahasa Inggris, "will" punya 2 arti: 1.) akan (nanti), 2.) pasti. 

Menarik bahwa kata "mendapatnya" memakai kata Ibrani barabi khusus kata "mendapatkan bara.  Kata ini berarti "menciptakan/menghasilkan sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada.  Kata ini juga yang dipakai dalam Kejadian 1:1 ketika Allah menciptakan alam semesta dan manusia.  

Kata bara tidak selamanya berarti sama sekali tidak ada "sesuatu" bahan atau materi tetapi juga bermakna "belum terbentuk/tertata, tersusun/terpola dengan baik.  Kemudian dalam versi Young Literal Translation (YLT) menerjemahkannya dengan "multitude" yang berarti banyak, bertumpuk-tumpuk, berlipatganda."  

Jadi jika ayat 1b ini diterjemahkan akan berbunyi demikian "maka engkau akan (pasti) menghasilkan sesuatu yang selama ini belum terbentuk, belum tertata, belum tersusun, belum terpola menjadi terbentuk, tertata, tersusun, terpola dengan bertumpuk-tumpuk/berlipatganda." 


Ini juga berlaku bagi keluarga dan anak-anak kita.  Jangan pernah takut atau menyesal untuk "melemparkan rotimu" bagi anak-anakmu.  Karena nantinya, kita akan menghasilkan berlipatkali ganda.  Ketika anakmu berhasil, siapa yang bangga?  Ini sangat tepat dengan defenisi biji gandum di atas.  Tidak ada satu biji tanaman yang ditanam kemudian hanya menghasilkan satu buah juga.  Pasti hasilnya ketika berbuah menjadi banyak, berlipatkali ganda, bukan?

Keempat & terakhir, "lama sesudahnya."

Kita perlu sadari bahwa idak semua orang berpikiran yang sama.  Mengapa? karena waktunya terlalu lama dan tidak sabar menunggu hasilnya: pokoknya sekarang.  Perhatikan frase ini "lama sesudahnya."  

Dalam konteks petani di Mesir, mereka baru akan memanen setelah 5 bulan biji gandum ditanam (Oktober-Februari).  Mereka panen pada bulan2 Maret, April atau Mei.  Frase ini jelas berbicara mengenai sebuah proses waktu yang cukup lama untuk menantikan hasil dari apa yang pernah ditaburkan.  Tidak hanya proses waktu, juga melibatkan tenaga untuk mengolah tanah, mencabut rumput-rumput, menyemprot jika ada hama, menjaga jika ada burung yang hendak memakannya, dll.  

Kalau dalam konteks sekarang, juga melibatkan biaya yang cukup untuk apa?  Membeli bibit yang bagus, membeli obat, menyewa orang untuk membantu mengerjakannya, dll.  Juga melibatkan proses berpikir.  Seorang petani tentu akan memikirkan bagaimana agar lahannya serta bibitnya produktif.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun