Mohon tunggu...
Korneles Materay
Korneles Materay Mohon Tunggu... Relawan - Pegiat anti-korupsi, peminat bulutangkis

Kadang menyanyi, membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Menanti Kejutan Tunggal Putra

15 Agustus 2018   23:08 Diperbarui: 16 Agustus 2018   00:27 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awal Juli 2018 lalu, Persatuan Bulu Tangkis Indonesia (PBSI) telah menetapkan 20 (dua puluh) atlet bulu tangkis ke dalam daftar tim Asian Games 2018. Cabang olahraga bulu tangkis yang akan berlaga terdiri dari nomor beregu putra (men's group), beregu putri (women's group) dan perorangan (women singles / men's singles).

Beregu Putra menurunkan skuad yang diwakili Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Ihsan Maulana Mustofa, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian, Muhammad Rian Ardianto, Mohammad Ahsan, Tontowi Ahmad, dan Ricky Karanda Suwardi.

Regu Putri diperkuat Fitriani, Gregoria Mariska Tunjung, Ruselli Hartawan, Greysia Polii, Apriyani Rahayu, Della Destiara Haris, Rizki Amelia Pradipta, Ni Ketut Mahadewi Istarani, Liliyana Natsir, dan Debby Susanto.

Pada nomor perorangan, kembali diturunkan Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting untuk perorangan putra. Sedangkan perorangan putri kembali diperlagakan Fitriani dan pemegang gelar juara BWF World Junior Championships 2017, Gregoria Mariska Tunjung.

Selain itu, akan dipertandingkan pula duet pasangan peringkat satu dunia dan pemegang rekor poin tertinggi dalam sistem skoring pemeringkatan atlet di cabang olahraga bulu tangkis, Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Marcus Fernaldi Gideon. Pasangan pemilik All England 2017, 2018 dan Indonesia Open 2018 yang sering dijuluki TheMinions ini akan ditemani pasangan muda dan enerjik lainnya yaitu adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto untuk menghajar lawan.

Ganda Putri mengandalkan pasangan bertalenta Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris. Apakah Polii akan mampu bersama Apriyani mengambil-alih medali emas seperti yang pernah direbutnya bersama Nitya Krishinda Maheswari pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan?

Pertandingan paling ditunggu dan mengharukan mungkin akan tampak selama atau seusai duet sang legenda peraih medali Olimpiade Rio 2016, Juara Dunia, Juara All England dan segudang prestasi lainnya, Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad di Ganda Campuran.  Ricky Karanda Suwardi/Debby Susanto pun tidak ketinggalan berjuang untuk keharuman bangsa di sektor ini.

badmintonupdate.wordpress.com
badmintonupdate.wordpress.com
Kejutan Apa?

Secara khusus, bagian sorotan tulisan ini mengarah pada prestasi tunggal putra Indonesia. Kita sudah tenggelam terlalu dalam. Apakah ada kejuatan dari tunggal putra (men's singles) Indonesia di Asian Games 2018 ini?

Saya sendiri masih sukar menjawab pertanyaan menggelitik di atas. Legenda bulu tangkis Indonesia sekaligus mantan peringkat 1 dunia dan peraih medali emas Olimpiade Athena 2004, Taufik Hidayat belum lama ini menyatakan tunggal putra masih berat. Ia bahkan menyarankan agar kedua atlet tunggal putra yakni Jonatan Christie (Jojo) dan Anthony Sinisuka Ginting (Ginting) menambah motivasi dan mengambil momentum tuan rumah ini sebagai kesempatan untuk memulai hasil yang maksimal serta menumbuhkan kepercayaan diri untuk bekal ke depannya.

Rasanya, selepas Taufik Hidayat memenangkan medali emas pada Asian Games 2006 di Doha, dan pasca pensiunnya beliau, Indonesia kehilangan kekuatan tunggal putranya. Saya sendiri harus mengakui, saya risau dengan adanya ketidakpastian ketika publik bulu tangkis Indonesia belum bisa mempunyai jawaban terhadap tantangan menyudahi puasa medali emas dari sektor tunggal putra Indonesia.

Saya mengamini memang situasi perbulutangkisan saat ini menimbulkan efek yang cukup dilematis terhadap tunggal putra Indonesia. Pola dan motivasi permainan pemain tidak tumbuh kuat, kreatif dan mematikan. Pada hal bulu tangkis adalah kita, kita adalah bulu tangkis. Mengapa sekarang kita belum lagi melahirkan pemain tunggal yang benar-benar bersinar di kancah dunia.

Secara rasional dan jujur, memang berlaga dalam pesta olahraga terbesar kedua di dunia ini bukanlah perkara yang mudah atau gampang dilalui. Yang pastinya atlet-altet negara partisipan sebanyak 44 negara lainnya juga turut menyiapkan kemampuan terbaiknya agar dapat menampilkan performa yang optimal.

Apalagi dalam susunan peringkat saat ini, dua tunggal putra andalan kita ini masing-masing menempati posisi ke-13 (Anthony Sinisuka Ginting) dan ke-15 (Jonatan Christie). Keduanya memang terpaut jauh dari nama-nama beken seperti Kidambi Srikanth peringkat 3, Chen Long (4), Lin Dan (6), atau Shi Yuqi (8) yang pasti akan turun berlaga.

indosport.com
indosport.com
Tetapi, sekali lagi apakah ada kejuatan dari Ginting dan Jojo? Indonesia menunggu, kita harus mengukir sejarah dimulai dari kalian berdua. Tidak berlebihan jika perspektif kita melihat kondisi ini bukan  lagi soal peringkat tetapi kematangan secara skill dan emosional. 

Asian Games 2018 juga sungguh special karena di sana bekas gegap gempita HUT RI masih bergema. Sehubungan dengan itu, lagi lagi kita bertanya apakah mungkin jawaban kejutan di atas berasal dari mulut kalian berdua dengan berkata UntukmuIndonesiaku, ku (baca:kami) persembahkan hadiah terbaik ini yaitu gold medal (medali emas) di hari kemerdekaanmu?

Pada akhirnya, memang kita semua kembali pada semangat awal bahwa satu hal yang perlu diingat siapapun atlet yang berlomba secara resmi telah menerima kepercayaan bangsa. Artinya, semua masyarakat menaruhkan martabat keolahragaannya di bidang masing-masing terkhususnya bulu tangkis pada pundak atlet-atlet tersebut.

Olahraga mempunyai peran sebagai mesin nation and character building karena memiliki fungsi spirit kebangsaan. Olahraga dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa, membentuk karakter individu dan kolektif, serta memiliki potensi mendinamisasikan sektor-sektor pembangunan yang lain, demikian tulis Danarstuti Utama sebagaimana saya kutip dari Jurnal Olahraga Prestasi, Volume 11, Nomor 2, Juli 2015. Maka, dengan harapan mesin tunggal putra dapat memproduksikan hasil yang terbaik dengan sendirinya akan menciptakan efek spirit kebangsaan itu sendiri.

Tentu kita baik atlet, pelatih, pemerintah dan masyarakat berdoa dan mendukung sepenuhnya laga demi laga yang dilakoni. Pesan kepada semua atlet agar tetap fokus, pikiran dan hati tetap jernih, dan berjuang setotal-totalnya sampai titik kemenangan hadir. Dan, jangan pernah ragu untuk menjawab tantangan.

-Selamat berlaga di Asian Games 2018- 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun