Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konflik Berbasis Agama

19 Mei 2020   08:55 Diperbarui: 19 Mei 2020   08:51 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hijab-hijab (al-Hujub) klebencian dan wasilah (jalan) gelap yang saling berseliweran, selesaikanlah dengan hati bersih hingga terang cahaya-Nya. Badan-badan yang gelap (zulmaniyyah) atau badan-badan yang berjisim (al-Jismaniyyah) adalah tubuh dan hati kita yang pekat dengan angkara. Kekotoran hati dan nafsu kita adalah iblis-iblis (al-Abaalisah) itu sendiri. Maka selesaikanlah semua dengan cahaya terangh kerukunan dan perdamaian. 

Gramatikal

Fa iniintahau fa innallooha ghafuurun rahiim (Kemudian jika mereka berhenti dari memusuhi kamu, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang). Al-Baqarah 192

Merupakan gabungan antara:

-- Harfun fa' isti'nafiyah, adat syarat dan fi'il madhi mabni 'alal fathah dan fa'ilnya pada lafaz "fai iniintahau".
-- Waqoitu fi jawabul syarat, harfun musyabbah bil faa'il dan lafadz jalaalah pada lafaz "fainnallooh".
-- Khobar inna marfu' bi dhommah dan Khobar tsani pada lafaz "ghafuururrahiim".

Tafsir

1. Sifat Rahman dan Rahim-Nya semestinya mendorong keras untuk berusaha menjadi pribadi yang pemurah dan penyayang.

2. Terlihat Islam anti-konflik pada lafaz "Fa iniintahau" yang merupakan frasa anti-konflik dengan makna utama "mereka berhenti (memusuhi)", maka konflik janganlah diperpanjang. Jika aggressor, intruder, annoyer, disturber berhenti menggalang permusuhan maka maafkanlah.

3. Sifat pemurah dan penyayang akan menempatkan iman yang tersembunyi (al-Iman al-Khafiy) atau anti ujub dan kekafiran yang zahir (al-Kufr al- Zahir) pada tempatnya masing-masing.

4. Tabir-tabir manusia (al hujubi adamiyyah) mudah "dirobek" maka robeklah (maafkanlah, sayangilah).

5. Setiap konflik akan mempunyai peluang sifat-sifat merusak seperti disembelih (al- Mazbuuh), ditunggangi (al-Markuub), dimakan (al-Ma'kuul) dan diminum (al-Masyruub).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun