Mohon tunggu...
Cerpen Pilihan

Nyi Rawit dan Aki Gendol

7 Maret 2019   06:03 Diperbarui: 7 Maret 2019   06:14 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Karya: Fajar Amiruddin

"Nyiahahaha" Terdengar suara tawa Nyi Rawit selepas bangun dari tidur panjangnya.

"Ada apa nyi sampai segembira itu?" Tanya Aki Gendol suami Nyi Rawit yang juga baru bangun.

"Lihat ke cermin bawang ki, banyak anak-anak cabai yang masih berani main diluar sudah malam begini. Nyiahaha."

"Sepertinya malam ini kita mendapatkan budak baru setelah lama kita tertidur nyi. Hohoho." Sambung tawa mereka berdua senang.

Sudah lama sekali ada mitos yang beredar di Desa Cengek, bila ada sepasang cabai penyihir yang suka menculik anak-anak yang suka main diluar pada malam hari. Mitos yang beredar berkata kalau cabai penyihir itu menculik anak-anak lalu menjadikannya budak di kediaman mereka.

Mereka dipaksa untuk mencuci semua pakaian Nyi Rawit dan Ki Gendol, berburu bawang di Gunung Paprika serta menghaluskan para kemiri untuk bahan sihirnya.

Namun mitos tinggal lah mitos, Desa Cengek dalam masa berkembang sudah tidak percaya lagi mitos seperti itu, kini anak-anak cabai sudah sering main diluar pada malam hari.

"Anak-anak pulang sudah malam." Pak Rocoto menyuruh anak-anaknya pulang ke rumah.

"Yah bapak, baru juga kita main masa sudah disuruh pulang pak." Kata Datil, anak sulung Pak Rocoto.

"Iya pak, kita sudah sekolah sampai sore, jadi kapan mainnya kalau jam segini sudah disuruh pulang?" Sambung Tepin anak bontot Pak Rocoto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun