Batam - Akhirman, S.Sos, M.Si (Ketua Komite SMP Negeri 26 Batam) menyampaikan bahwa saat ini banyak kota berkembang di Indonesia, namun tidak ada yang memiliki posisi strategis dan karakteristik unik seperti Batam. dia menambahkan "Kota ini terus menunjukkan dinamika pembangunan yang cepat dengan daya tarik investasi yang tinggi. Keunggulan geografis dan kebijakan ekonomi yang progresif menjadikan Batam memiliki potensi besar untuk menyaingi bahkan melampaui beberapa kota maju di kawasan Asia Tenggara, termasuk Singapura".
Letak geografis Batam sangat strategis karena berada di jalur pelayaran internasional dan hanya berjarak sekitar 20 kilometer dari Singapura. Posisi ini menjadikan Batam sebagai pintu gerbang perdagangan dan investasi global. Kedekatan dengan pusat ekonomi Asia Tenggara memberikan keuntungan logistik dan efisiensi biaya transportasi bagi para pelaku usaha, sehingga banyak investor menjadikan Batam sebagai pilihan utama untuk ekspansi bisnis dan industri.
Dari sisi infrastruktur, Batam memiliki fasilitas bertaraf internasional. Bandara Hang Nadim melayani penerbangan domestik dan internasional, sementara pelabuhan Batam berperan penting dalam jalur pelayaran Selat Malaka yang menghubungkan kawasan Timur Tengah, Asia Selatan, dan Asia Timur. Akses darat pun terus dibenahi; dari dua jalur kini sebagian sudah diperluas menjadi empat hingga lima jalur. Semua ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam meningkatkan konektivitas dan efisiensi logistik, yang menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi kawasan industri.
Meski demikian, Batam masih menghadapi tantangan besar, terutama dalam hal ketenagakerjaan. Berdasarkan data BPS 2024, jumlah angkatan kerja mencapai 656.923 jiwa dengan tingkat pengangguran terbuka sebesar 7,68% atau sekitar 50.431 jiwa. Pengangguran didominasi usia muda di bawah 29 tahun, mencapai 53% dari total pengangguran. Selain itu, data Disdukcapil menunjukkan adanya 50.543 pendatang baru hingga Juli 2025, yang berpotensi menambah tekanan terhadap pasar kerja. Tantangan lainnya adalah rendahnya keterampilan tenaga kerja dan minimnya lapangan kerja padat karya.
Untuk mengatasi hal tersebut, masyarakat, terutama usia produktif 18--35 tahun, perlu terus meningkatkan kompetensi diri. Selain menyelesaikan pendidikan formal, mereka perlu memperkaya keterampilan melalui pelatihan di Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) terakreditasi atau Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah. Bidang-bidang seperti desain grafis, pemandu wisata, menjahit, pengelasan, scaffolding, keselamatan kerja (K3), dan pengembangan SDM memiliki prospek yang baik. Tanpa kompetensi yang relevan, generasi muda Batam akan sulit bersaing dalam dunia kerja yang semakin kompetitif.
Meski masih ada hambatan, potensi Batam untuk maju sangat besar. Pertumbuhan ekonomi Batam pada triwulan II tahun 2025 mencapai 6,66% (year-on-year), melampaui rata-rata nasional sebesar 5,3%. Dari sisi investasi, realisasi pada triwulan II 2025 mencapai Rp 9,6 triliun, naik 11% dibanding triwulan sebelumnya dan melonjak 97% dibanding periode yang sama tahun 2024. Lonjakan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mencapai Rp 3,88 triliun atau 40,6% dari total investasi menunjukkan bahwa investor lokal semakin percaya terhadap iklim usaha di Batam.
Pemerintah Kota Batam juga terus melakukan berbagai langkah nyata untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat. Di antaranya, pemberian bantuan sosial bagi 2.000 lansia, program kuliah gratis di tujuh perguruan tinggi negeri bagi siswa berprestasi, serta subsidi SPP bagi 2.440 siswa SD dan 1.430 siswa SMP dari keluarga tidak mampu. Pemerintah juga menyalurkan bantuan seragam sekolah dan berupaya mengatasi kelangkaan air bersih. Upaya-upaya tersebut menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam memperkuat kualitas hidup masyarakat, sekaligus menjaga daya saing Batam sebagai kota industri dan investasi berkelas dunia.
Dengan segala potensi dan pembenahan yang terus dilakukan, Batam sesungguhnya berada di jalur yang tepat menuju kota maju dan berdaya saing tinggi. Tantangan yang ada tidak seharusnya menjadi penghalang, tetapi menjadi pendorong untuk memperkuat sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Jika semua pihak dapat berkolaborasi secara konsisten, bukan hal yang mustahil Batam akan menjadi kota yang sejajar, bahkan mampu menyaingi Singapura dalam beberapa dekade mendatang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI