Mohon tunggu...
Isdi RespatiAhmad
Isdi RespatiAhmad Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Penulis lepas

Sebagai seprang yang sadar politik kita harus berperan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pasangan yang Dipaksakan

3 Juli 2019   20:52 Diperbarui: 3 Juli 2019   21:14 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menyambut pilkada serentak 2020 yang akan dilaksanakan tahun depan Kepulauan Riau sebagai salah satu daerah yang akan melaksanakannya pun mulai dinamis dalam politiknya.

Beberapa minggu terakhir mencuat ke permukaan beberapa nama tang digadang-gadangkan akan maju dan bertarung dalam Pemilihan Gubernur 2020 mendatang mulai dari nama petahana seperti Gubernur Nurdin Basirun dan Wakil Gubernur Isdianto,

yang cukup disoroti akan berpisah dan berhadap hadapan pada Pemilihan Gubernur mendatang sampai dengan beberapa nama yang memang sebenarnya tidak asing bagi masyarakat Kepulauan Riau seperti Soeryo Respationo yang merupakan 

Ketua DPD PDIP Kepri serta mantan Wakil Gubernur Kepulauan Riau pada masa kepemimpinan Gubernur Almarhum H. Muhammad Sani yang juga sempat menjadi rival Nurdin Basirun saat mendampingi Almarhum Ayah Sani (sapaan khas masyarakat Kepri kepada Almarhum H. Muhammad) tersebut.

Melihat munculnya pula wacana-wacana pasangan yang akan bertarung di Pemilihan Gubernur Kepri 2020 itu pun masyarakat menanggapinya secara beragam. Namun yang menjadi atensi menarik adalah ketika signifikannya publikasi di media massa online dan sosmed terkait berpasangannya Soerya Respationo bersama Nurdin Basirun yangMerupakan wakil Almarhum Ayah Sani yang bersama sama melawan Soerya Respationo bersama Ansar Ahmad pada Pemilihan Gubernur sebelumnya. 

Seorang pengamat politik dari salah satu Universitas di batam mengatakan, Menguatnya dua nama tersebut bukan tak beralasan. Dalam kepentingan mengusung pasangan Cagub dan Cawagub Nurdin Basirun terpaksa harus realistis terhadap keadaan, dimana partao NasDem yang dinahkodainya tak mampu dominan dan dipastikan butuh penenugan starata proporsional seperti presidentian treshold pada umumnya. 

Dalam kalkulasi sederhana, tentu pupa Soerya Restpationo yang merupakan Punggawa dari PDIP Kepri yang menjadi pemenang pemilu secara otomatis menjadi figur yang memiliki daya tawar cukup tinggi. Dan ini sah-sah saja dalam konteks pembicaraan elektoral imbuhnya.

Sementara disisi lain secara kualitatif justru efek yang dltimbul dari menguatnya pasangan Nurdin Basirun - Soerya Respationo didominasi tanggapan negatif oleh masyarakat Kepri. Dapat dilihat pada beberapa reapon kolom komentar yang muncul. Mayoritas masyarakat justru tidak menuao simpati pada topik yang membahas pasangan atau menjual Nursin Soerya tersebut.

Seorang Netizen yang enggan diaebutkan Namanya menyampaikan. Bahwa Nurdin Diharapkan membawa Kepri sebagaimana harapan Masyarakat dulu saat memilih Almarhum Ayah Sani yang didampinginya.

 Dan tentu kami tidak memilih Soerya ada alasannya juga. Kalau sekarang dia Sama Soerya, ya buat apa. Ini bukan soal kekuasaan dan menang tanding saja. Ada hal lain yang lebih berharga yang harusnya dapat diserap Nurdin.

Diketahui sejauh ini belum ada nama lain yang digadang gadangkan memiliki kans kuat maju bertarung di Pemilihan Gubernur Kepulauan Riau. Meskipun begitu beberapa tokoh seperti Asman Abnur, Adik Almarhum Sani Isdianto serta, Ansar Ahmad mungkin akan dapat dukungan dari khalayak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun