Selalin itu ada juga literasi Media, Literasi Visual dan bahkan literasi emosional yang mencakup kemampuan memahami dan mengelola emosi diri dan orang lain di sekitarnya. Simpelnya, literasi adalah bentuk ilmu pengetahuan yang harus kita ketahui, pahami dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tujuannya agar memudahkan diri sendiri, bermanfaat bagi orang lain dan berdampak baik bagi lingkungan.
Literasi Bagi Para Pejabat Pemerintah
Seperti yang sudah saya tuliskan di awal, literasi itu tak hanya bagi masyarakat umumnya, namun lebih jauh sangat penting bagi para pejabat pemerintahan. Coba tebak, kenapa demo besar-besaran kemarin bisa terjadi hampir di seluruh provinsi, sampai sejumlah kantor DPRD dibakar masa?
Masyarakat sudah muak dengan bagaimana wakil rakyat yang kurang literasi ini bersikap. Saya tidak ingin men-judge, tapi bukankah saya juga masyarakat yang merasakan emosi yang sama? Karena masyarakat butuh leader dan panutan yang berilmu, bukan berakting. Tidak asal bunyi, dan tidak arogan juga.
Bagaimana ketika pemerintah mengambil sebuah kebijakan yang berdampak menyengsarakan rakyat, atau ketika ditanya solusi kemudian menjawab "jangan tanya saya" misalnya. Bukankah ini adalah efek dari minimnya literasi para pejabat? Kemungkinannya ada beberapa, antara pejabatnya tidak tahu, tidak paham atau tidak mengenal tugas dan fungsinya.
Banyak pejabat kita bukanlah penggemar buku, bukan juga pecinta belajar. Bahkan banyak yang hobi flexing dengan fasilitas negara, hobi pamer harta, bahkan unjuk gaya. Padahal kompetensinya minim hasil dari miskin literasi.
Ah saya jadi gemes mau kutip tulisan dari laman redaksi kompasiana yang bunyinya begini :
Kita pun layak bertanya: jika membaca satu buku saja sulit, bagaimana pejabat kita bisa mengelola kompleksitas negara selama lima tahun masa jabatan? Mungkinkah kebijakan yang lahir benar-benar berpihak pada rakyat?
Masihkah kita bisa berharap pada kebijakan publik yang berkualitas, jika pejabatnya sendiri jarang membaca buku?
Kenapa Literasi Jadi Sangat Penting?
Saya analogikan sedikit, kenapa literasi jadi penting bagi masyarakat dan khususnya bagi para pejabat kita yang terhormat. Contohlah seorang dokter yang harus dan dipaksa belajar sekolah kedokteran selama 4 Tahun penuh, wajib baca buku, wajib paham, wajib praktek. Bahkan harus coas dulu sekian tahun sebelum boleh berpraktek.
Bukan tanpa sebab, ini soal nyawa manusia. Kemudian beralih sekolah lagi untuk dokter spesialis bedah misalnya, sekian tahun. Dipaksa baca lagi, dipaksa belajar dan paham lagi. Hingga akhirnya berpraktek dan menyelamatkan banyak nyawa.
Pertanyaannya, bagaimana jika posisi dokter spesialis bedah di ruang operasi ini, digantikan seorang oknum yang tidak pernah sekolah kedokteran, tidak mau baca buku, tidak juga praktek coas. Coba bayangkan, bagaimana nasib pasien yang ada di atas meja bedah?