Mohon tunggu...
Tuyono
Tuyono Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta

Cashier / Marketing /Customer Service Oficer / Self Investing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cah Deso (Bagian 2)

14 Maret 2018   10:15 Diperbarui: 14 Maret 2018   10:21 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Desa yang asri dengan pohon kelapa dan pohon pisang sebagai ciri khasnya.

Agak sedikit modern karena sebagian jalan teraspal dan dicor beton.

Tapi dipenghulu jalan terdapat jalan aspal yang rusak karena dilalui truck-truck pengangkut bibit tanaman...

So..desa penghasil bibit reboisasi hutan.. Banyak sekali jenis pilihan bibitnya.. Terlihat tiap hari  aktifitas truck-truck pengangkut bibit-bibit reboisasi..

Ehem..

Terus dimana parjo tinggal..?

Disebuah rumah sederhana tanpa taman dan hiasan hanya pohon kelapa dan pohon pisang peneduh rumah itu. Sekaligus buahnya juga bisa  dijual biar ada income alasanya!

Parjo dengan kedua orang tuanya tinggal.. Anak yang baik.. Parjo selalu ingin meringankan beban ortunya.. Semuanya beres pokoknya...

Dua ekor kerbau milik ortunya terletak dlm kandang sepuluh meter dibelakang rumahnya.

Istilah jawanya "raja kaya" atau pencaharian.. Lumayan...!

"Jo...! Jo...!' ,Terdengar swara ibunya memangil..!

"Ada apa mbok?', Parjo biasa memanggil ibunya..

"Itu jo..! Simbok udah masakin masakan kesenenganmu dimeja..!',Kata ibunya.

"Simbok masak opo sich?" kata Parjo pingin tahu..

"Biasa kan kamu seneng buntil pelas iwak teri sama tempe mendoan kan? Itu simbok udah siapkan buat kamu sama Bapak mu.. Sana cepet-cepet sarapan sama Bapakmu. Mumpung libur sekolahnya ntar siang ke kebon ya petikin simbok kelapa-kelapa yang sudah tua buat dijual besok ya..!',Kata Ibunya sambil bikin teh manis hangat.

"Ia Mbok tenang aja ntar aku kesana sekalian mau lihat pohon rambutan takut pada kering!', Saut Parjo sambil menyantap buntil pelas iwak teri.

"Hm' mantap surantap,top markotop.. Dlm hati Parjo merasakan wenaknya masakan Ibunya..

Ops... saking enaknya parjo tak sanggup menahan sendawanya.. Maklum.. Wong ndeso.. Istilah tukulnya..

Sarapan pagi yang enak membuat Parjo bersemangat, langsung siap-siap ke kebon yang lumayan jauh jarak tempuhnya!

Roda-roda sepeda  onta jepang yang nampak aus dan kusam yang berputar.. Mengantarkan... Next>    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun