Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Selamatkan Keluarga dari Covid-19, Jangan Dulu Mudik!

30 April 2021   05:22 Diperbarui: 30 April 2021   11:04 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar program Kata Netizen yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (29/4) dengan topik "Curi Start Mudik Lebaran"

Pemerintah secara resmi mengeluarkan larangan mudik Lebaran terhitung mulai tanggal 24 April hingga 17 Mei 2021.

Selain itu dilakukan pula pengetatan perjalanan dalam negeri selama 2 pekan sebelum dan sesudah larangan mudik Lebaran, yakni 22 April--5 Mei dan 18--24 Mei 2021.

Keputusan tersebut tak lain sebagai upaya pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 selama Ramadan hingga Idul Fitri.

Namun, terlepas dari aturan larangan dan pengetatan mudik tersebut masih banyak warga Indonesia yang nekat melakukan mudik dengan cara "kucing-kucingan" bahkan hingga "curi start" mudik sebelum tanggal aturan larangan berlaku.

Bagaimana harusnya pemerintah dan petugas di lapangan merespons hal tersebut?

Kali ini program Kata Netizen yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (29/4) membahasnya, dengan topik "Curi Start Mudik Lebaran".

Ada tiga narasumber yang terlibat dalam diskusi kali ini, masing-masing adalah Ahli Epidemiologi UNAIR Windhu Purnomo, Sosiolog Nadia Jovani, dan Kompasianer Tamita Wibisono.

Pada tahun ini Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa jumlah masyarakat yang akan mudik diketahui sudah menurun jauh, yaitu sekitar 18,9 juta.

Menurut Windhu sebagai ahli epidemiologi, jika 1 orang saja yang nekat mudik membawa virus covid-19, maka dia bisa menularkan 3 sampai 4 orang.

"Jadi bisa dibayangkan, ya, bagaimana jika 18,9 juta masyarakat tadi kalau masih nekat mudik dan kalau 10% saja dari jumlah tadi yang membawa virus covid-19 ke kampung halamannya bisa dibayangkan akan seperti apa angka kasus covid-19 kita nanti," ujarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun