Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Terpopuler: Soal Penolakan Jenazah Positif Covid-19 hingga 3 Tantangan Penerapan PSBB di Jakarta

8 April 2020   04:50 Diperbarui: 15 April 2020   19:35 2579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenazah pasien positif 02 hendak dimasukkan ke liang lahat di TPU Kota Baru, Lampung Selatan, Selasa (31/3/2020). Jenazah pasien sempat ditolak warga di dua lokasi di Bandar Lampung.(Tim Relawan Pemprov Lampung)

Kabar soal kasus penolakan pemakaman jenazah positif Covid-19 oleh warga terjadi di beberapa daerah. Mungkin tak sedikit yang menganggap perbuatan tersebut berlebihan dan terkesan jahat. Namun dalam situasi "menakutkan" seperti ini, rasanya penolakan itu masih bisa dipahami.

Pasalnya, belum semua masyarakat mengerti seperti apa prosedur tetap (protap) pemakaman jenazah positif Covid-19, sehingga mereka cukup khawatir akan terpapar virus. Hal yang sebenarnya bisa lebih disosalisasikan oleh para stakeholder dalam penanganan wabah ini.

Seorang Kompasianer pun menceritakan bagaimana tetangganya yang meninggal dunia mendapat perlakuan tak seperti jenazah pada umumnya oleh para tetangga lain di tengah kondisi pandemi.

Selain itu, penerapan PSBB di DKI Jakarta yang sudah disetujui Kementerian Kesehatan juga jadi topik menarik untuk disimak. Berikut deretan artikel-artikel populer kemarin.

Warga Tolak Jenazah Covid-19, Orang-orang Pintar Itu Tahunya Apa?

(KOMPAS.com/Garry Lotulung)
(KOMPAS.com/Garry Lotulung)
Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah kiranya kesedihan yang ditanggung keluarga korban yang meninggal terkait kasus Covid-19. Ketika sakit tak ditemani, saat sakratul maut tidak didampingi, tak dapat melihat wajahnya untuk yang terakhir.

Mirisnya, setelah kehilangan orang tersayang mereka harus menelan pil pahit. Sebagian masyarakat menolak mayat keluarganya tersebut dikebumikan di wilayah mereka. Karena dianggap membawa virus corona. (selanjutnya)

Demi Keamanan, Jenazah Tetanggaku Dimakamkan Pukul 12 Malam

(KOMPAS/Didie SW)
(KOMPAS/Didie SW)
Memang, pandemi Covid-19 secara luar biasa mengubah adat hingga ritual keagamaan. Biasanya, ramai orang melayat tetangganya yang meninggal dunia, tak peduli hari sudah malam.

Tapi, yang kusaksikan saat itu benar-benar menyayat hati. Hanya ada segelintir orang yang peduli, yang karena tuntutan syariat Islam, diwajibkan fardhu kifayah mengurus jenazah seorang muslim yang meninggal. (selanjutnya)

Tetaplah Anda Berjuang di Rumah, Biar Kami Saja yang Berjuang di Jalanan

dok. Anis Hidayatie
dok. Anis Hidayatie
Mereka ada di jalanan bukan untuk bersenang-senang atau melakukan kegiatan sia-sia. Mereka berjuang untuk yang berada di rumah;  Memastikan keadaan aman, mengupayakan ketersediaan kebutuhan di rumah tak sampai kekurangan. Saya menjadi bagian dari mereka. (selanjutnya)

Cara Pasar Swalayan Menghadapi Serbuan Pelanggan dengan Tetap Menjaga Jarak

Dok. Irwan Rinaldi Sikumbang
Dok. Irwan Rinaldi Sikumbang
Setiap penunggu dapat bangku yang diatur berjarak sekitar satu meter dengan penunggu yang lain. Pintu masuk tidak dibuka lebar, dan ada dua orang satpam yang berdiri menjaga.

Saya bertanya ke salah seorang satpam, bagaimana prosedur berbelanja. Satpam menjelaskan bahwa karena saya berdua suami istri, hanya seorang dibolehkan masuk. (selanjutnya)

PSBB Jakarta dan 3 Tantangannya
(ANTARA/Indrianto Eko)
(ANTARA/Indrianto Eko)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun