Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

[Populer dalam Sepekan] Ramai-ramai Belajar dari "The Great Hack" hingga Warganet Menolak Atta Halilintar

6 Agustus 2019   15:04 Diperbarui: 7 Agustus 2019   09:17 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mencuri data pribadi (sumber: CreativaImages)

Penting untuk diimbau kepada masyarakat kalau data pribadi yang bahkan tanpa sadar kita serahkan begitu saja kepada perusahaan sangat rentan disalahgunakan.

Bukan untuk menakut-nakuti, tetapi, kita mesti sadar untuk apa data diri kita kelak akan digunakan. 

Lewat film "The Great Hack", Kompasianer Eko Avianto menjelaskan bagaimana bahayanya kalau data pribadi tersebut sampai digunakan untuk hal-hal yang jauh dari yang bisa dibayangkan: sebagai alat kampanye politik.

"Cerita berawal dari keresahan Profesor David Carroll mengenai data dirinya di dunia maya dan digunakan untuk apa saja hingga kemudian dia melakukan penyelusuran secara independen," tulis Kompasianer Eko Avianto.

Selain ramai-ramai tentang pencurian data pribadi itu, pada pekan ini artikel mengenai kembalinya Youtuber Atta Halilintar menggunakan platform hingga kedatangan Bu Risma, Walikota Surabaya ke Jakarta menarik perhatian pembaca di Kompasiana.

Berikut 5 artikel terpopuler di Kompasiana dalam sepekan:

1. Pembelajaran dari "The Great Hack", Lindungi Data Anda!

Pada penayangan perdana film dokumenter "The Great Hack" pada Rabu, (24/07/2019) ternyata mendapat perhatian positif oleh publik. 

Pasalanya, film tersebut rilis bersamaan dengan isu penjualan data pribadi yang tengah ramai diperbincangkan dalam sepekan ini.

Kompasianer Eko Avianto mencoba menarik benang merah itu semua dari segi Psikografi. 

"Itu adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk menentukan segmentasi pasar berdasarkan gaya hidup, personalitas, kelas sosial, latar belakang pendidikan dan perilaku (calon) konsumen," tulisnya.

Lantas bagaimana dengan di Indonesia dan keamanan data pribadi warganya? Apa yang bisa kita lakukan guna mengamankan data pribadi tersebut? (Baca selengkapnya)

2. Awas Jasa Gadai Abal-abal

Bisnis jasa gadai tumbuh dengan pesat. Dari yang menggunakan gedung dan ruko, hingga berkeliling dari satu kampung ke kampung lain.

Meski demikian, tulis Kompasianer Isson Khairul, jasa gadai tidak bisa semena-mena menentukan nilai suatu barang dan atau surat berharga yang digadaikan. 

Namun, hal positif dengan banyaknya pilihan jasa gadai tersebut adalah secara tidak langsung warga yang belum tersentuh oleh jasa perbankan bisa belajar melek tentang keuangan dari jasa gadai. 

"Misalnya, warga yang tidak punya rekening bank, kan bisa memanfaatkan jasa gadai, untuk urusan keuangan," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

3. Memanfaatkan Risma Demi Target Politik Orang Jakarta

Pernyataan politikus NasDem, Bestari Barus dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengenai pengelolaan sampah menjadi ramai diperbincangkan publik.

Sebab pernyataan Besari soal sampah dikaitkan dengan pergantian kepemimpinan. 

"Tetapi, justru di era Anies pembangunan ITF tengah digencarkan dan dipercepat setelah selama lima tahun sebelumnya mandeg," tulis Kompasianer Yon Bayu.

Apalagi mengingat volume sampah di Jakarta mencapai 7.500 ton perhari, lanjutnya, maka perlu ada tambahan ITF. (Baca selengkapnya)

4. Surat Sakit Vs Integritas Dokter

Surat sakit seperti surat sakti, bisa dan biasa digunakan ketika dalam keperluan yang mendesak.

Namun, pada momen seperti itulah integritas profesi dokter dipertaruhkan. 

Sebab, menurut Kompasianer  dr. Jessica Nivia, hal tersulit yang sejauh ini lakukan bukanlah menegakkan diagnosis atau memberikan tatalaksana yang tepat kepada pasien, tetapi menjaga integritas.

"Tidak hanya satu atau dua, tetapi banyak sekali pasien yang ketika saya berpraktik di Pusat Pelayanan Kesehatan Primer/Puskesmas yang kerap kali meminta surat sakit," lanjutnya. (Baca selengkapnya)

5. Ramai-ramai Blokir Atta Halilintar di Twitter

Tidak sedikit Selebgram dan Youtuber kembali menggunakan platform Twitter.

"Beberapa waktu lalu, akun Pocong yang dulu sempet hits, balik ke Twitter dan juga jadi trending topic Indonesia nomor 1," tulis Kompasianer Yayat.

Namun, lain orang lain juga sikapnya. Alih-alih mendapat sesuatu yang seru dan lucu di Twiiter, kembalinya Atta Halilintar justru disambut beragam penolakan.

"Dari rata-rata penolakan yang dicuitkan para netizen, mereka tak setuju Atta aktif di Twitter dan meminta ia wara wiri di Instagram dan Youtube saja," lanjut Kompasianer Yayat. (Baca selengkapnya)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun