Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Setelah Pemilihan Presiden 2019 Usai...

22 April 2019   07:44 Diperbarui: 28 April 2019   23:26 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petugas mengangkut logistik KPU di GOR Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (16/04/2019). (Fot0: Kompas.com/Garry Lotulung)

Pada akhirnya pesta demokrasi telah kita laksanakan bersama. Jalan panjang para kandidat kini tinggal menunggu hasil akhirnya. Rakyat Indonesia sudah menggunakan hak pilihnya atas apa yang mereka yakini.

Tentu tidak sedikit di antara kita berselisih paham dengan orang-orang terdekat dalam urusan pemilihan umum. Dan itu wajar-wajar saja. Bahkan seperti itulah demokrasi bekerja: mampu menerima perbedaan dan bisa berjalan beriringan.

Lewat momen inilah kami mengajak Kompasianer, selama masa kampanye yang lalu, untuk turut serta menjadi bagian dalam pesta demokrasi pemilihan presiden dan wakil presiden.

Kompasianer bisa secara terbuka memberi dukungan dengan menulis artikel-artikel positif guna meyakini orang lain --paling tidak untuk diri sendiri-- bahwa pilihannya adalah pilihan yang tepat.

Selama kami membuka fitur "Dukung Paslon" hingga menjelang hari pencoblosan, ada lebih dari 300 artikel yang masuk dari kedua pasangan calon. Yaitu, 235 artikel dukungan untuk pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan 149 dukungan untuk Prabowo Subinto-Sandiaga Uno.

Berikut ini artikel-artikel yang coba kami himpun yang semoga dapat menggambarkan bagaiamana proses kampanye berjalan. Terima kasih kepada penulis yang sudah ikut urun rembuk berbagi konten-konten posistif. Semoga pembaca sekalian bisa mengambil manfaatnya.

tangkapan layar
tangkapan layar "Dukung Paslon" di laman Kotak Suara, Kompasiana

Dukungan kepada Joko Widodo dan Ma'ruf Amin

1. Menyigi Kesaktian Tiga Kartu "Sakti" Baru Jokowi

Yang menjadi menarik untuk dibahas oleh Kompasianer Bobby adalah saat Presiden Jokowi dalam Konvensi Rakyat "Optimisme Indonesia Maju" di Sentul.

Di sana, Jokowi menyampaikan akan meluncurkan tiga kartu baru, yaitu: (1) Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang berlanjut hingga dapat membiayai kuliah; (2) Kartu Sembako Murah; dan (3) Kartu Pra Kerja.

Kehadiran 3 kartu "sakti" baru itu, menurut Kompasianer Bobby, akan menambah ramai kartu bansos di masa pemerintahan Jokowi. Mengutip ucapan pengamat politik LIPI, Siti Zuhro, meski ada kelemahan, ketiga program tersebut juga berdampak positif.

"Program KIS, misalnya, bisa memberikan bantuan kesehatan kepada masyarakat. Selain itu, KIP mampu meningkatkan SDM di Indonesia," lanjutnya.

Lantas bagaimana 3 kartu sakti Jokowi ini akan bekerja maksimal?

Manurut Kompasianer Bobby, KIP dan KSM memiliki kesamaan gagasan dengan Program Keluarga Harapan (PKH).

"PKH telah dijalankan Kemensos dengan banyak kisah sukses. Beberapa keluarga penerima PKH mampu meningkatkan daya beli mereka berkat bantuan PKH," tulisnya. (Baca selengkapnya)

2. Pariwisata Meningkat Tentu Layak Dilanjutkan

Perlu kita tahu, bahwa sampai pada tahun 2017 Pariwisata Indonesia berkontribusi 10% terhadap PDB nasional, nominal tertinggi di ASEAN.

PDB pariwisata nasional tumbuh 4,8% hingga 6,9%, jauh lebih tinggi daripada industri pertanian, manufaktur otomotif dan pertambangan. Hal ini membuat sektor pariwisata menduduki peringkat ke-4 penghasil devisa nasional, sebesar 9,3% dibandingkan dengan industri lain.

Atas dasar itu Kompasianer Yuniarto Hendy menilai kalau ksempatan kerja di bidang pariwisata dapat lebih ditingkatkan apabila sektor pendidikan yang menghasilkan SDM terkait pariwisata juga dapat dimajukan.

"Oleh karena itu kesempatan kerja di bidang pariwisata akan terbuka lebar, dan akhirnya akan mengurangi tingkat kemiskinan," tulisnya.

Berdasarkan capaian peningkatan terkait jumlah wisatawan, penerimaan devisa, jumlah destinasi, jumlah investasi, SDM bidang pariwisata, dan TTCI, menurut Kompasianer Yuniarto Hendy layak untuk terus didukung. (Baca selengkapnya)

3. Kala Jokowi Menggebah Kemapanan Kaum Aristokrat

Ada yang membuat Kompasianer Susy Haryawan mambahas Jokowi dari sudut pandang aristokrat, yaitu ketika kehadiran Jokowi yang bukan siapa-siapa di kancah perpolitikan Indonesia.

"(Jokowi) bukan anak penggede negeri, bukan anak militer berpangkat, bukan juga anak kampus terpandang jaminan masa depan seperti STAN, Akabri, IPDN, kala itu lho, dan sejenisnya," tulisnya.

Inilah yang membuat Kompasianer Susy Heryawan melihat kalau sikapnya yang tetap bersahaja, sederhana, apa adanya, dan tetap membumi telah memberikan gambaran bagi sebagian anak negeri. (Baca selengkapnya)

Dukungan kepada Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno

1. Prabowo-Sandi, "The Dynamic Duo"

Pasangan yang saling melengkapi, menurut Kompasianer Agus Koto, memunculkan suatu kelebihan positif justru tidak muncul jika masing-masing berdiri sendiri.

Cara pandang seperti itu yang akhirnya membuat Kompasianer Agus Koto melihat pasangan Prabowo-Sandi. "The Dynamic Duo", begitu istilah yang umum digunakan.

"Prabowo-Sandi merupakan pasangan calon pemimpin yang sangat ideal, kompak dan energik. Kekompakan mereka di antaranya bisa kita lihat dari candaan dalam Debat Pilpres Pertama," tulisnya.

Melalui kelebihan-kelebihan yang mereka miliki, lanjutnya, Indonesia yang sama-sama kita cintai ini bisa dengan segera memperoleh perkembangan dan kemajuan yang relatif sangat signifikan, berdasarkan prinsip keadilan dan kemakmuran. (Baca selengkapnya)

2. Isu HAM dan Bayi Kembar bernama Prabowo-Sandiaga

Hari itu, 20 Maret 2019, di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, sepasang bayi kembar lahir. Bayi laki-laki kembar identik dengan berat 2,5 kg dan satunya 2,1 kg dengan panjang 46 cm itu diberi nama: Prabowo dan Sandiaga.

Ketika ditanya alasan menamai kedua anaknya tersebut, sang ayah menjawab kalau ia mengagumi sosok Prabowo dan Sandiaga sebagai orang yang cerdas, soleh, pemimpin yang adil.

Kompasianer Ilyani Sudardjat melihat bahwa memilih pemimpin merupakan hak siapapun, bahkan seperti menamai anak sendiri. Dari hal itu, Kompasianer Ilyani Sudardjat dalam melihat Prabowo-Sandi mencerminkan perpaduan keragaman Indonesia. (Baca selengkapnya)

3. Mengapresiasi Kepekaan dan Kecerdasan Pak Sandi

Dalam lawatan Sandiaga Uno ke beberapa kota di NTT seperti Maumere, Kupang, Ende dan Labuan Labuan Bajo, ia berdialog dengan para tokoh atau pemuka agama serta menghampiri masyarakat kecil yang ada di pasar.

Pendekatan seperti itu, menurut Kompasianer Yasintus Ariman, memang bukan lagi menjadi hal yang asing bagi para tokoh politik atau pun masyarakat yang melek dengan arti demokrasi.

Padahal, lanjutnya, dari segi luas wilayah dan jumlah penduduk, NTT bukanlah apa-apa bila dibandingkan dengan wilayah atau propinsi yang lain.

"Namun ternyata hal itu bukan menjadi halangan bagi pak Sandi," tulisnya.

Berkolaborasi dan bersinergi. Kedua kata itu menjadi hal penting bagi Kompasianer Yasintus Ariman, sebab persoalan yang dihadapi negara membutuhkan kerja sama berbagai elemen atau kelompok masyarakat, bukan diserahkan kepada pemerintah seluruhnya. (Baca selengkapnya)

***

Sekali lagi, terima kasih kepada seluruh Kompasianer yang sudah ikut meramaikan Pilpres 2019. Mari kita sama-sama menjaga kemewahan demokrasi yang kini tengah kita nikmati.

Selain itu, tentu saja, tunggu pengumuman dari kami atas artikel-artikel yang berhak mendapat sedikit hadiah atas tanda apresiasi Kompasiana kepada Kompasianer.

Ditunggu artikel-artikel menarik lainnya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun