Mohon tunggu...
Kompasiana News
Kompasiana News Mohon Tunggu... Editor - Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana: Kompasiana News

Akun ini merupakan resmi milik Kompasiana. Kompasiana News digunakan untuk mempublikasikan artikel-artikel hasil kurasi, rilis resmi, serta laporan warga melalui fitur K-Report (flash news).

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Elektabilitas di Bawah 50 Persen, Bagaimana Pendukung Petahana Menyikapinya?

25 Maret 2019   08:08 Diperbarui: 26 Maret 2019   21:22 1162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo menyampaikan sambutan saat menghadiri Deklarasi Alumni Trisakti Pendukung Jokowi di Jakarta, Sabtu (9/2/2019). Alumni Trisakti Pendukung Jokowi mendeklarasikan dukungan untuk memenangkan capres-cawapres Joko Widodo-Maruf Amin pada Pilpres 2019. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

2. Jokowi Tidak Aman karena Elektabilitasnya di Bawah 50%?

Kalau melihat selisih angka elektabilitas antara Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2014 berdasarkan hasil survei 3 lembaga survei yakni  LSI 6,3%, Indobarometer 5,4% dan Poltraking 7,4%.

Hal tersebut, menurut Rully Syah tidak ada yang berselisih angka hingga 10% seperti sekarang. Jadi, elektabilitas petahana meski berada di angka 50% itu artinya posisi petahana cukup aman.

Angka elektabilitas Jokowi menurut Litbang Kompas sebesar 49,2% sementara untuk Prabowo 37,4% dan undecided voters 13,4%. Perhatikan angka undecided voters-nya yaitu: 13,4%.

Bila diasumsikan 85% dari undecided voters akan memilih Prabowo maka angka Prabowo tidak akan melebihi angka Jokowi. Angka Prabowo akan menjadi sekitar 49,2% sementara angka Jokowi sekitar 50,8% saja," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Mengenal Stunting yang Dibahas Saat Debat Cawapres Itu

Bagi yang menyaksikan debat cawapres antara Ma'ruf Amin dengan Sandiaga Uno pada Minggu (17/03) lalu, ada topik yang begitu menarik diperdebatkan, yaitu mengatasi stunting.

Stunting atau disebut juga dengan kerdil adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah dua tahun yang disebabkan kekurangan gizi pada waktu yang lama (kronis).

Menurut Listhia HR, pemahaman soal stunting sudah menjadi konsumsi masyarakat karena masalah inilah yang sedang mereka hadapi.

"Memang masalah stunting diakibatkan dari kekurangan gizi yang kronis. Namun dalam penyelesaiannya bukan hanya gizi yang menjadi fokus utama. Selain faktor gizi, faktor penyebab masalah gizi yang secara langsung adalah infeksi," tulisnya. (Baca selengkapnya)

4. Heboh Penjualan Obat Bius secara Daring

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun