Setelah melalui masa-masa renovasi selama 7 bulan lamanya, Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) akhirnya kembali aktif. Penyelenggaraan upacara pembukaan Asian Games 2018 pada Sabtu (18/8/2018) lalu sekaligus menjadi penanda bahwa fasilitas ini secara keseluruhan telah siap digunakan.
Tak hanya Stadion Utama, keseluruhan Kompleks GBK juga telah dipersiapkan untuk menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan Asian Games 2018.
"Tujuh bulan sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018, renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno akhirnya selesai dan siap digunakan. Dan inilah wajah Stadion Utama GBK yang baru," tulis Jokowi di akun facebooknya, Sabtu (13/1/2018).
Kompleks GBK yang menjadi kebanggaan rakyat Indonesia ini telah menjadi saksi sejarah Indonesiadi kancah olahraga sejak periode pembangunannya di tahun 1962 demi menyambut kontingen Asian Games 1962. Jika Indonesia tidak menjadi tuan rumah saat itu, belum tentu Indonesia memiliki sentra fasilitas olahraga yang memadai bagi perhelatan internasional.
Meski sudah memadai untuk dikunjungi penikmat olahraga se-Asia, tetap saja diperlukan sejumlah penyesuaian pada Kompleks GBK, terutama pada bagian Stadion Utama seturut perkembangan teknologi di bidang olahraga. Lalu, bagaimana tahapan renovasi yang telah dilakukan selama 7 bulan belakangan ini?
Edy Supriatna Sjafei melaporkan pertemuan yang dihadiri oleh sekitar 50 wartawan olahraga, yang tergabung dalam Siwo PWI '80. Para pewarta tersebut diminta oleh Direktur Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) dan Pusat Pengelola Komplek Kemayoran untuk memberikan masukan terhadap pelaksanaan renovasi sejumlah venues cabang olahraga. Acara tersebut dipandu oleh wartawan senior, Rudi Novrianto.
"Kita juga ingin sukses dalam penyelenggaraan ini, juga sukses dalam merenovasi sejumlah venues," kata Winarto, Direktur Utama PPKGBK.
"Menuntaskan pekerjaan renovasi menjadi bagian penting untuk mendukung agar pelaksanaan Asian Games dapat berjalan lancar. Fasilitas GBK nanti akan jauh lebih baik. Perubahan sudah dilakukan di berbagai tempat tanpa harus merusak beberapa bagian bangunan bersejarah (heritage)," tulis Edy Supriatna Sjafei dalam artikelnya “Dijamin, Stadion GBK Kuat untuk 50 Tahun Lagi”.
Proyek renovasi Kompleks GBK adalah proyek besar. Hal senada disampaikan oleh Gentur Adiutama dalam artikelnya yang menyebut pembiayaan renovasi yang berasal dari APBN. Kurang lebih 3,5 triliun rupiah digelontorkan oleh pemerintah untuk merombak dan mempercantik kompleks yang pernah dipakai untuk menghelat Asian Games 1964 itu.
Gentur Adiutama menyoroti perkembangan renovasi dari beberapa akun resmi media sosial instansi terkait seperti: @kemenpupr, @vegit_hughes, @jagadnegoro2002, @bsmnars, @ronirosaji, dan @chrizfehn.
Ia mengatakan, semenjak renovasi berlangsung, akses untuk melihat langsung pembangunan benar-benar ditutup dengan alasan keamanan atau keselamatan dan supaya tidak mengganggu pekerjaan yang dilakukan.