Jalan Lain ke Tulehu (Zen RS, Novel)
Politik ingatan. Istilah itu baru kali ini saya dapati di novel "Jalan Lain ke Tulehu". Mumpung kini sedang ramai-ramainya generasi Milenial ikut terjun langsung pada gelanggang Politik di Indonesia, cobalah baca novel ini.
Dengan menggunakan batang-tubuh kisah Ita Martadinata Haryono, seseorang aktivis perempuan HAM Indonesia, yang tewas dibunuh secara misterius saat kerusuhan Mei '98. Ingatan dan kenangan, oleh Zen RS, dibuat seakan tanpa sekat. Silih berganti masuk dan keluar pada cerita.
Secara sadar atau tidak, sikap politik kita lahir dari ingatan-ingatan yang dikurasi oleh banyak faktor. Namun, yang terbesar adalah diri sendiri. Perjalanan panjang itu kadang kita ringkas dan potong seenaknya. Seakan peristiwa ini tidak sama sekali berkaitan dengan peristiwa itu.
Pembabakan inilah yang kemudian Zen RS tulis dalam novelnya yang dibalut dengan keriangan olahraga sepakbola. Olahraga yang satu waktu bisa menyatukan dan sekaligus memecahbelah. Seperti politik, seperti sikap kita terhadap pilihan politik oranglain. Seperti dua sisi logam, novel ini merupakan sisi yang lain dari film "Beta Maluku: Cahaya dari Timur".
Pulang (Laila S. Chudori, Novel)
Sejarah tidak hanya bisa ditulis oleh pemenang. Siapapun bisa dan berhak untuk melakukannya. Namun, ada yang jauh lebih penting dari itu: kebenaran yang bisa diverikisi dan klarifikasi. Banyak riset yang dilakukan, pengelompokan data dan fakta untuk diricek. Itulah yang diceritakan Laila S. Chudori dalam novelnya yang fenomenal: Pulang.
Novel ini berkisah tentang empat eksil politik Indonesia 30 September 1965. Peristiwa itu, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya, menjadi yang monumental bagi sejarah panjang Indonesia –sampai sekarang.
Cerita-cerita tentang para eksil politik Indonesia itupun mulai bermunculan. Baik berupa laporan tentangnya, sampai karya-karya sastra. Novel “Pulang” karya Laila S. Chudori adalah satu di antaranya. Buku ini menjadi amat penting dibaca karena, memang banyak yang belum selesai dari cerita-cerita seputar ’65. Yang selesai dari itu semua, seperti yang kita tahu: pelan-pelan melupakannya.
Cerita Buat Para Kekasih (Agus Noor, Kumcer)
Mengisahkan banyak cerita cinta masyatakat urban keseluruhan, kumcer "Cerita Buat Para Kekasih" menawarkannya secara terang-terangan. Tentang perselingkuhan, short-time di sebuah apartemen dan tarik-ulur ingatan masa lalu yang menyakitkan.