Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dunia Tanpa Koma

3 Oktober 2018   16:28 Diperbarui: 3 Oktober 2018   16:52 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pixabay.com

Terkadang kerapuhan membuat seseorang merasa sendiri saja meghidupi hidup, 

padahal kerapuhan justru membesarkan jiwa dan menyemaikan kehangatan perjalanan, 

lantaran kerapuhan serupa sinar matahari yang akan muncul 

hanya menunggu awan gelap menjauh dari dirinya.

Dienda  lama mengamati kalimat-kalimat yang masuk ke chat WA nya, karena merasa aneh saja, tetiba ada seseorang yang mengirimnya. Untuk apa? Maksudnya apa? Ditelusurinya identitas pemilik nama pengirim chat, tidak tercantum. Hanya nomor  dan foto profil pemandangan pagi di hutan raya Botanical Garden Bedugul Bali.

Belum selesai menelisik pemilik nomor WA tersebut, masuk lagi satu chat,

padahal di balik kerapuhanmu kutemukan keangkuhan sekaligus kesombonganmu.

Deg. Panas menjalari seluruh wajah Dienda. Siapa berani seperti ini?

Kamu,siapa? gemas dibalasnya chat tanpa alasan itu

eh..begitu sigap dibalasnya

Aku, dunia tanpa koma, yang pernah selalu ada dalam dunia sendirimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun