Mohon tunggu...
LuhPutu Udayati
LuhPutu Udayati Mohon Tunggu... Guru - ora et labora

Semua ada waktunya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Pada Sore yang Menyisakan Terik

12 Mei 2018   15:53 Diperbarui: 12 Mei 2018   18:53 2249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (pixabay)

ceritamu bukan lagi untuk siapa-siapa,  
karena siapa-siapamu membeku bersama
waktu yang selalu menderamu dalam kesendirian
seperti sore yang menyisakan terik,

juga meninggalkan bayang yang sebentar
lagi tenggelam bersama matahari dan mata hatimu
serupa itulah siapa-siapamu
tidak berjejak

Mengapa engkau tak menjamah bayang itu
dan mengekalkannya dalam perasaan-perasaan jujurmu?
Mengapa engkau masih tersudut
pada keangkuhan dirimu,
padahal waktumu terus berputar?

Janganlah engkau sedemikian bisu
karena ceritamu
hanya lindap dalam puisi-puisi hati yang patah

dan tak akan pernah tiba
dengan selamat di beranda hatinya
serupa sore yang menyisakan terik

           hanya segaris bayang
           cuma siluet
           dan,
           itu
           sendiri
           sunyi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun