Kompasianer, bagaimana cara kamu menghemat air bersih di rumah? Adakah cara tertentu yang kamu praktikkan? Apakah kamu pernah memanen air hujan? Atau mungkin justru baru mendengar istilahnya?
Menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Kompasiana menghadirkan program Topik Pilihan Kolaborasi dengan menggandeng Kompasianer Eliza Bhakti---seorang profesional di bidang sumber daya air, dengan fokus pada pengelolaan air minum dan sanitasi.
Kolaborasi ini mengajak para Kompasianer untuk berkontribusi dalam aksi nyata melalui adopsi praktik sederhana namun berdampak besar: panen air hujan di rumah demi menghapus ancaman dari krisis air bersih.
Kompasianer Eliza Bhakti menantang kamu untuk berbagi pengalaman, kiat, hingga gagasan mengenai panen air hujan demi mengatasi krisis air bersih.
Mengapa air bersih?
Krisis air bersih tidak bisa kita anggap lagi sebagai ancaman, tetapi memang sedang berlangsung hari-hari ini, bahkan di beberapa wilayah Indonesia.
World Data Lab menyebut 50% penduduk Indonesia diprediksi kekurangan air bersih pada 2050. Sementara Bappenas memperkirakan wilayah yang mengalami krisis air meningkat dari 6% pada tahun 2000 menjadi 9,6% pada 2045.
Di tengah tantangan tersebut, panen air hujan menjadi salah satu solusi alternatif yang layak dipertimbangkan untuk memenuhi kebutuhan harian rumah tangga.
Nah, apakah kamu pernah mencoba memanen air hujan di rumah? Bagaimana pengalamannya sejauh ini? Atau, adakah tetangga atau komunitas di sekitarmu yang melakukannya? Jika belum, apakah tertarik mencobanya?
Selain itu, bagaimana pendapat kamu terkait kondisi air bersih di lingkunganmu saat ini? Cara apa yang dilakukan masyarakat dalam mengatasinya? Atau, kamu punya cerita atau pengalaman dalam menghemat air di rumah?
Kompasianer, yuk, ikutan Topik Pilihan Kolaborasi ini. Artikel paling menarik nantinya akan dibacakan dan diberikan tanggapan langsung oleh Kompasianer Eliza Bhakti. Jika kamu mau bertanya langsung melalui tulisan juga boleh lho!
