Kompasianer, mari ngaca bareng. Pernah nggak di transportasi umum tanpa sadar jadi "pusat perhatian"? Misalnya ngobrol sekeras komentator bola, memutar musik tanpa earphone kayak lagi konser, makan gorengan sambil meninggalkan remah di kursi, merebahkan kursi seenaknya, atau taruh tas di kursi sebelah seolah tas itu juga membeli tiket.
Ingat, transportasi umum itu ruang publik dan milik bersama, bukan warisan keluarga. Ada yang mau memejamkan mata sebentar buat balikin tenaga, membaca buku, atau sekadar diam menikmati perjalanan. Gangguan kecil saja bisa merusak suasana dan bikin nggak nyaman.
Dan soal etika yang sering dilanggar, daftarnya lumayan panjang. Mulai dari selonjor nutup jalan, buang sampah sembarangan, telepon keras kayak lagi rapat direksi, sampai pura-pura nggak lihat kursi kosong di sebelahnya.
Lalu, kalau ketemu yang begitu, kalian tipe yang langsung tegur, kirim kode halus ala sandi Morse, atau cuma nyanyi dalam hati, "sabar, ini ujian"? Punya cara jitu buat menegur atau mengingatkan tanpa bikin suasana tambah canggung dan penuh drama?
Yuk Kompasianer, bagikan cerita dan pengalaman kalian menjaga kenyamanan di transportasi umum. Adakah etika di transportasi umum yang menurutmu sering diabaikan dan disepelehkan? Siapa tahu dari cerita dan pengalaman itu, kita bisa sama-sama belajar dan introspeksi.
Jangan lupa tambahkan label Etika di Transportasi Umum (pakai spasi) di setiap konten yang kalian buat, ya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI