Banyak di antara kita yang mungkin jengah dengan perjumpaan-perjumpaan lantaran penuh dengan basa-basi dan aktivitas seremonial.
Jelang Idul Fitri, hari raya lain, dan menghadiri kondangan misalnya. Peristiwa ini adalah momentum untuk bersilaturahmi dengan rekan dan kerabat. Menyenangkan! Tapi banyak juga yang menghindarinya lantaran komentar-komentar kerabat yang tak perlu. Ajang kekeluargaan pun tak pelak malah bisa melonggarkan relasi.
"Gendutan ya!"
"Anakmu kok belum lulus-lulus sih."
"Nikah dong. Tante aja sebentar lagi mau gendong cucu."
"Kerjaanmu masih yang freelance-freelance itu?"
Tak hanya komentar, ada pula yang menghindari aktivitas temu keluarga karena melelahkan. Mesti berkunjung ke keluarga yang dituakan, dituakan kedua, dituakan ketiga, dan lain sebagainya. Belum tentu yang ditemui adalah orang yang dikenal.
Meski sering membuat kesal, tapi hal-hal di atas bisa jadi adalah hal yang dirindukan. Rasanya rela menghadapi cobaan-cobaan tersebut, asalkan bisa sungkem ke orangtua, menyantap opor buatan ibu, dan memeluk sahabat di hari raya.
Kompasianer, adakah hal-hal menyebalkan saat momen silaturahmi yang tahun ini malah kita rindukan? Karena, seperti kita ketahui, tahun ini kita tidak bisa pulang ke kampung halaman.
Yuk ceritakan momen-momen menyebalkan yang malah dirindukan dengan menambahkan label Rindu Silaturahmi (menggunakan spasi) pada setiap konten yang dibuat.