Mohon tunggu...
Kompasiana
Kompasiana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Akun Resmi

Akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Email: kompasiana@kompasiana.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

14 Artikel Humaniora Terpopuler 2014

2 Januari 2015   21:28 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:57 1346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_387866" align="aligncenter" width="499" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kompas.com)"][/caption]

Berbagai peristiwa terkait sosial budaya, filsafat, edukasi, sejarah, dan bahasa di Kompasiana dirangkum dalam rubrik Humaniora. Rubrik ini merupakan salah satu rubrik paling ramai. Tak hanya menyoroti peristiwa humaniora di dalam negeri, Kompasianer pun turut berbagi reportase dan opini atas peristiwa-peristiwa di luar negeri. Dari lima subrubrik tersebut (tidak termasuk subrubrik Edukasi), ternyata subrubrik Sosbud merajai subrubrik-subrubrik lainnya. Adapun topik sosial budaya yang ramai dikunjungi Kompasianer sebagian besar bertema seks. Apa saja 14 artikel humaniora terpopuler 2014?

1. Sok Jago di Jalanan


[caption id="attachment_387701" align="aligncenter" width="410" caption="wanita berantem ma supir taxi (sumber foto : merdeka.com)"]

[/caption]

Berkendaraan di jalan raya memang membutuhkan kedewasaan, tidak sekadar memiliki kendaraan dan bisa mengendarainya. Bila tidak, kejadian seperti yang menimpa ibu-ibu dan seorang sopir taksi, yakni bertengkar di jalan raya sehingga menimbulkan kemacetan. Si ibu-ibu menabrak taksi dari belakang tapi justru memarah-marahi si sopir taksi hingga keluar dari mobilnya. Menyikapi peristiwa itu, Kompasianer Ifani menuturkan pentingnya menjaga sikap di jalan raya selain agar selamat juga tidak mengganggu pengguna jalan lainnya. Bertengger di rubrik Sosbud, artikel Ifani ini dilirik sebanyak lebih dari 34.956 kali.

2. Nurul Di-bully?


[caption id="attachment_387702" align="aligncenter" width="405" caption="Politisi Partai Golkar Nurul Arifin (kompas.com)"]

[/caption]

Media sosial memang sudah sedemikian populernya digunakan oleh masyarakat kita. Seiring dengan kepopulerannya, ternyata media sosial dijadikan sebagai media untuk melakukan bully. Ya, tak hanya rakyat biasa, pejabat publik dan politisi pun turut jadi sasaran bully masyarakat, seperti yang terjadi pada Nurul Arifin. Berawal dari mem-bully Presiden Jokowi karena mengulur-ulur waktu penetapan kabinet, Nurul malah di-bully oleh banyak orang lewat media sosial. Kompasianer Dean Ridone melihat adanya media sosial membuat orang mudah dan semakin sering melakukan bully. Artikel tentang bully lewat media sosial ini diganjar view sebanyak lebih dari 20.638 view.

3. Makna yang Terbungkus di Balik Nasi Bungkus


[caption id="attachment_387703" align="aligncenter" width="408" caption="Nasi bungkus dan lauknya | Foto-foto: Purnawan K"]

[/caption]

Setiap tahun Jakarta dilanda Banjir. Pun awal 2014. Sayangnya, "bencana rutin" ini seperti tak memberikan pelajaran berarti, baik bagi Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta maupun warga Jakarta. Mungkin mereka malah menjadikan banjir sebagai bagian dari hidup mereka. Sementara itu, warga Jakarta yang beruntung karena tidak "kebagian" banjir, berusaha membantu korban banjir yang mengungsi dengan memberikan bantuan, di antaranya berupa nasi bungkus dan pakaian bekas layak pakai, seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, sayangnya sebagian pengungsi malah terkesan tidak menghargai bantuan tersebut dengan hanya memakan sedikit lalu membuang sisanya. Mereka juga menolak bantuan pakaian bekas. Berita ini membuat geram masyarakat. Serta-merta masyarakat menilai para pengungsi tersebut manja dan tidak tahu bersyukur. Menyikapi berita itu,Kompasianer  Purnawan Kristanto memberikan kritik tidak hanya kepada pengungsi, tetapi juga kepada pihak penyumbang. Opininya pun dibaca lebih dari 18.655 kali.

4. PSK 60 Tahun Tega Layani Anak SD dan SMP

Rencana penutupan kawasan prostitusi Gang Dolly menimbulkan kehebohan tersendiri pada awal 2014. Rencana tersebut dianggap sebagai gebrakan yang menunjukkan keberanian seorang Walikota Risma. Di sisi lain, suara-suara yang kontra akan rencana tersebut juga tidak sedikit. Namun, fakta yang dibeberkan Walikota Risma dalam acara Mata Najwa seolah-olah membuka mata masyarakat Indonesia tentang betapa parahnya kondisi moral di sekitar Gang Dolly, salah satunya bagaimana anak-anak SD dan SMP sudah menggunakan jasa PSK berusia 60 tahun karena tarif si PSK murah. Kompasianer Ben Baharuddin Nur menuliskan opini tentang tuturan Walikota Risma dalam acara Mata Najwa dan artikelnya dikunjungi sebanyak lebih dari 18.274 kali.

5. Bahasa Remaja Indonesia yang Semakin Kekorea-koreaan


[caption id="attachment_387706" align="aligncenter" width="403" caption="Sumber: https://instagr.in/t/daehanminguk"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun