Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

7 Orang Jadi Korban, Bagaimana Sengatan Tawon Ndas Membunuh Manusia?

11 Januari 2019   20:15 Diperbarui: 11 Januari 2019   20:23 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tawon Vespa affinis

KOMPAS.com – Dalam dua tahun terakhir ini, sebanyak tujuh warga Kabupaten Klaten telah merenggang nyawa karena diserang tawon ndas atau Vespa affinis.

Kepada Kompas.com, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Klaten Nur Khodik berkata bahwa seseorang yang tersengat tawon V affinis bisa meninggal bila tidak ditangani dalam 1 x 24 jam.

Namun, bagaimana sengatan tawon bisa membuat seseorang meninggal? Untuk menjawab pertanyaan ini, Kompas.com menghubungi Dr dr Tri Maharani, M.Si SP.EM, seorang pakar toksinologi via telepon pada Jumat (11/1/2019).

Dia menjelaskan bahwa V affinis bukanlah tawon madu, melainkan tawon predator. Tawon ini memiliki kemampuan untuk memasukkan racunnya ke dalam tubuh manusia.

Pada dosis kecil, yakni ketika yang menyengat hanya satu atau dua ekor tawon, racun V affinis hanya akan menimbulkan alergi saja dengan gejala-gejala seperti bengkak.

Baca juga: Mengenal Tawon Ndas yang Tewaskan 7 Orang di Klaten

Penanganannya pun cukup sederhana. Bagian yang bengkak perlu dikompres dengan es atau kalau tersisa sengatannya, bisa dicabut. Lalu, pasien diberikan analgesik dan obat-obatan antihistamin atau corticosteroid sampai pembengkakan berkurang.

“Tapi sengatan sedikit ini juga jarang. Karena ketika seseorang itu merusak sarang (tawon), maka yang marah kan tidak mungkin cuma satu, tetapi satu rombongan yang isinya bisa puluhan, ratusan, atau bahkan ribuan tawon,” katanya.

Bila tawon yang menyengat berjumlah banyak, maka hal ini bisa menyebabkan hiperalergi yang jika tidak ditangani akan berlanjut menjadi anafileksis hingga sistemik atau merusak organ hanya dalam hitungan hari.

Efek yang paling fatal adalah menyebabkan edema paru akut atau kondisi di mana terjadi penumpukan cairan di paru-paru yang membuat pasien kesulitan bernapas. Selain itu, efek fatal lain yang paling umum terjadi adalah gagal ginjal akut di mana fungsi ginjal menurun.

Oleh karena itu, dibutuhkan ketanggapan petugas medis untuk menangani kasus sengatan V affinis berat. Pasien yang mengalami edema paru akut, misalnya, harus diberikan tatalaksana edema paru, seperti cairan parunya dikeluarkan. Sementara itu, pasien yang mengalami gagal ginjal harus diberikan tatalaksana gagal ginjal, seperti hemodialisis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun