Akan tetapi, belum banyak ahli yang tahu dan bisa membuat antivenom di Indonesia. Perusahaan farmasi yang ada sekarang pun tidak bisa mengatasi karena harus fokus dalam membuat vaksin.
“Jadi, saran saya adalah Indonesia harus membuat pabrik baru khusus untuk venom ini dan merekrut peneliti untuk membuat antivenomnya,” ujar Tri.
Selain itu, Tri juga mengharapkan adanya Pusat Racun atau Poison Center di Indonesia untuk mewadahi para ahli yang tertarik dengan bidang ini. Poison Center akan menjadi universitas, rumah sakit dan pusat riset untuk menangani racun-racun hewan di Indonesia.
“Kita punya rumah sakit untuk infeksi, rumah sakit untuk jantung, tapi rumah sakit untuk toksinologi itu belum ada. Padahal kita ini butuh rumah sakit toksinologi. Karena kalau ada kasus begini, kita rujuk ke mana? Kan rumah sakit olahraga juga ada, jadi harusnya sudah waktunya kita punya rumah sakit toksinologi ini,” ujarnya.