Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kominfo Rilis 9 Hoaks, dari Isu 7 Kontainer hingga Kaesang Kibarkan Bendera PKI

11 Januari 2019   14:46 Diperbarui: 11 Januari 2019   14:46 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMPAS.com - Hoaks atau kabar bohong menjadi musuh bersama di era digital ini, karena penyebarannya yang cepat dan masif.

Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berupaya memberikan klarifikasi dan merangkum beberapa hoaks yang muncul selama dua pekan pertama 2019.

Berikut sembilan hoaks yang beredar di media sosial sejak awal tahun.

1. Tujuh kontainer surat suara sudah dicoblos

Pada Rabu (2/1/2019) masyarakat sempat dihebohkan dengan pemberitaan mengenai adanya tujuh kontainer yang memuat surat suara yang telah dicoblos.

Kabar ini sendiri semakin diketahui publik setelah ditwit oleh politisi Partai Demokrat, Andi Arief.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) kemudian membantah informasi itu dan menyatakan bahwa kabar itu adalah hoaks.

Ketua KPU, Arief Budiman beserta Komisioner KPU lainnya juga sudah melakukan pengecekan ke Bea Cukai Tanjung Priok. Mereka memastikan bahwa kabar itu tidak benar.

Sedangkan, menurut Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi, hingga Rabu (2/1/2019) belum ada surat suara untuk Pemilu 2019 yang telah dicetak.

Baca juga: [HOAKS] 7 Kontainer Berisi Surat Suara yang Sudah Dicoblos

2. Kaesang Pangarep mengibarkan bendera PKI

Tak hanya Twitter, Facebook juga kerap menjadi sumber penyebaran hoaks.

Salah satunya tentang unggahan foto anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, sedang membawa bendera besar yang memiliki gambar palu arit yang diidentikan dengan lambang Partai Komunis Indonesia (PKI).

Foto ini beredar di media sosial Facebook, pada Rabu (2/1/2019).

Dalam foto tersebut, salah seorang anak muda yang berada di baris paling pinggir sebelah kanan diduga sebagai Kaesang.

Faktanya, sosok anak muda yang dimaksud bukanlah Kaesang Pangarep.

Setelah ditelusuri oleh Kominfo, ditemukan foto dengan lokasi dan latar belakang yang sama, namun dengan formasi barisan yang berbeda dari sekelompok pemuda tersebut.

Unggahan ini kemudian juga dibantah oleh Kaesang melalui akun Twitternya. Ia menulis, "Lah?? Kenapa kok cuma saya ya?? Kok Mas Gibran Mbak Ayang gak juga?? GAK ADIL."

3. Potensi Gempa Bermagnitudo 8 di Krakatau

Sebuah rekaman suara menyebutkan bahwa ada potensi gempa bermagnitudo 8 di Gunung Anak Krakatau. Kabar ini beredar melalui aplikasi pesan WhatsApp pada Kamis (3/1/2019).

Dalam rekaman suara tersebut, seseorang yang mengaku bernama Andre mengatakan, ia telah mendapat kabar langsung dari Sekda Provinsi di mana pihak tersebut mendapat data resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Data tersebut berisi perkiraan Gunung Anak Krakatau yang akan meletus dalam waktu dekat dan menimbulkan gempa bermagnitudo 8.

Menanggapi hal itu, Kepala Bagian Humas BMKG, Taufan Maulana mengaskan bahwa rekaman audio berdurasi 1 menit 34 detik yang memberitahukan bahwa akan terjadi letusan Gunung Anak Krakatau bermagnitudo 8 adalah hoaks.

4. Hoaks Ustaz Arifin Ilham Meninggal Dunia

Kabar bohong mengenai meninggalnya Ustaz Arifin Ilham beredar pada Selasa (8/1/2019) pukul 10.34 WIB.

Adapun, kabar bohong ini mengaku mendapat kabar dari salah satu saudara sepupu Arifin Ilham.

"Innalillahi wa Innailaji Roji'un,,,telah meninggal dunia ustad Arifin Ilham baru saja"

Pemberitaan yang benar adalah Arifin Ilham saat ini sedang dalam kondisi sakit. Saat hoaks itu beredar, Arifin Ilham dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangkusumo.

Kedua anak Arifin Ilham, Muhammad Amer Azzikra dan Alvin Faiz juga memberikan klarifikasi melalui unggahan Instagram Story. Mereka memberikan informasi bahwa kabar meninggalnya ayah mereka adalah tidak benar atau hoaks.

Baca juga: [HOAKS] Ustaz Arifin Ilham Meninggal Dunia...

5. Jokowi cucu Sunan Kali Jaga

Sebuah kabar bohong yang beredar di Facebook pada Kamis (3/1/2019) menyebutkan bahwa Ma'ruf Amin mengatakan bahwa Jokowi merupakan keturunan dari Sunan Kali Jaga.

Oleh karena itu, Jokowi pantas menjadi pemimpin Indonesia, karena kakek buyutnya adalah seorang pejuang dan penyiar Islam yang sangat dihormati.

"Selain itu, Jokowi juga mempunyai hati seorang pejuang yang pemberani dan ia akan tetap berjuang untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Perjuangan beliau sudah terbukti dan pantas mendapatkan warisan Indonesia yang berdaulat adil dan makmur," ujar Ma'ruf Amin dalam tulisan itu.

Setelah ditelusuri, Kominfo tidak menemukan judul berita seperti yang ada di gambar yang menjadi sumber klaim. Tidak ditemukan juga pernyataan Ma'ruf Amin seperti yang ditulis di akun tersebut.

Namun, ditemukan berita dari salah satu media online, yaitu Merdeka.com, yang berjudul "Ma'ruf Amin: Jika Jokowi Menang Akan Kami Wariskan Negara yang Maju Ini" yang terbit pada 25 November 2018.

6. Surat Suara KPU Sudah Dicetak

Di media sosial Facebook pada Jumat (4/1/2019), beredar unggahan yang menampilkan gambar surat suara sudah tercetak.

"Surat suara sebagian sudah tercetak,,sebelum tgl 1 januari,,foto ini saat validasi di KPU tgl 2 januari,,ya kita bisa menilai sendiri,,siapa yg menyebarkan berita Hoax? KPU kah ataukah org yg dlm video yg sudah beredar luas itu,,hmmm"

Faktanya, terhitung Jumat (4/1/2019) baru dilaksanakan kesepakatan dan validasi surat suara yang akan ditandatangani oleh masing-masing pasangan calon.

Sementara ada tahapan yang nantinya masih dilaksanakan seperti, setelah proses validasi masih ada proses lelang dan lainnya, jadi kabar adanya surat suara KPU yang sudah dicetak adalah hoaks, karena pembuatan surat suara masih dalam pengerjaan pihak KPU.

7. Pernyataan Jokowi soal PKI dan Islam radikal

Telah beredar di media sosial sebuah situs artikel yang menjelaskan Jokowi mengatakan bahwa PKI itu tidak bersalah apalagi mengancam. Ia juga mengatakan, yang berbahaya justru Islam radikal.

Sementara, pihak Istana melalui Sekretariat Presiden menyatakan, Jokowi tidak berbicara soal PKI, apalagi membela PKI dan mengatakan PKI sebagai korban.

Jokowi membahas ancaman terhadap Pancasila secara umum. Ini termasuk infiltrasinya lewat media sosial dan tidak membahas terkait PKI dalam Pertemuan Pimpinan Perguruan Tinggi se-Indonesia di Bali, Selasa (26/9/2018).

Kesimpulannya, pemberitaan Jokowi membela PKI adalah hoaks. Jokowi tidak pernah mengatakan hal tersebut.

8. Anggota Panwaslu dan KPU buka belang lembaganya

Telah beredar di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita berjilbab merah tengah meluapkan emosinya dalam sebuah rapat.

Berdasarkan pengamatan Kominfo, beberapa post dinarasikan sebagai anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan KPU yang tengah membuka persoalan adanya dugaan kecurangan yang dilakukan Panwaslu dan KPU.

Faktanya, video tersebut berisikan rapat koordinasi antara Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Lampung, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lampung, Kepolisian, Kejaksaan, dengan DPRD Lampung.

Adapun wanita berjilbab merah merupakan anggota DPRD Lampung, Eva Dwiana, bukan anggora Panwaslu maupun KPU. Peristiwa ini terjadi pada 29 Juni 2018.

Dari narasi-narasi yang ada dan tanggal post, seolah-olah peristiwa itu terjadi pada Desember 2018 dan beberapa klaim narasi tiap postingan tidak sepenuhnya tepat.

9. Ketua KPU saudara kandung Soe Hok Gie

Sebuah unggahan di Facebook menampilkan foto Ketua KPU Arief Budiman dengan salah satu kader PDI Perjuangan pada Rabu (9/1/2019).

Dalam unggahan itu tertulis bahwa Arief merupakan saudara kandung Soe Hok Gie. Arief lahir dengan nama Soe Hok Djin.

Pemberitaan yang benar, yakni Arief Budiman (Ketua KPU) bukanlah saudara kandung Soe Hok Gie.

Soe Hok Gie memang punya kakak bernama Arief Budiman, yang lahir dengan nama Soe Hok Djin.

Arief Budiman yang juga kakak Soe Hok Gie merupakan aktivis demostran angkatan 1966 (Gerakan mahasiswa tahun 1966) yang juga pernah menjabat sebagai Guru Besar di Universitas Melbourne, Australia.

Soe Hok Djin lahir di Jakarta pada 3 Januari 1941. Sementara Arief Budiman (Ketua KPU) lahir pada 2 Maret 1974.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun