Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah 6 Wanita Berjuang 8 Jam Keluar dari "Neraka" Lumpur Petobo

13 Oktober 2018   07:47 Diperbarui: 13 Oktober 2018   08:01 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, mengangkuti barang yang masih bisa diselamatkan dari rumah-rumah mereka yang terendam lumpur yang keluar dari perut bumi pasca-gempa bermagnitudo 7,4.. Kompas.com

Mereka terus melangkah ke daerah yang lebih tinggi dengan susah payah, wajah mereka sudah penuh lumpur. Kaki mereka terus mencari-mencari pijakan yang keras untuk bisa terus melangkah. 

Baca juga: Pencarian Korban Gempa Dilakukan di Perumahan yang Ambles karena Likuifaksi

“Kami juga melihat ternak yang sudah tak bergerak, terlihat hanya kepalanya saja,” ujar Anggun, adik Desi.

Pada suatu titik, mereka merasa lumpur makin cair. Tiba-tiba ada yang mengetahui arah mereka. Orang itu menyorotkan lampu senter ke arah mereka. Ia seorang pria yang bertahan di bubungan rumah yang ambruk.

“Jangan ke atas, di sini lumpur semuanya,” kata pria itu.

Mereka pun berpaling arah, mencari bagian yang keras.

Desi Mahfudhah bersama ibu dan 4 adiknya berjuang selama 8 jam untuk keluar dari lumpur likuefaksi yang melanda Kelurahan Petobo, Palu, setelah ada gempa bermagnitudo 7,4 pada 28 September 2018.Mereka sempat menemukan seorang perempuan tua yang diam dalam genangan lumpur, hanya leher dan kepalanya yang terlihat. Mereka berusaha menolong dengan mengajak jalan.

“Biarlah nenek di sini, nenek sudah tua dan tak mampu berjalan. Jalanlah mencari tempat yang baik,” kata nenek tersebut.

Nenek itu sudah menetapkan pilihannya untuk diam dalam lumpur.

Nani dan keluarganya pun meneruskan perjalanan dengan perasaan sedih. Mereka banyak menjumpai orang-orang yang sudah kelelahan, diam terpaku.

Tanah Keras

Malam makin larut, dinginnya lumpur itu lama-lama mereka tak rasakan lagi. Semangat mencari keselamatan terus bergelora, hingga akhirnya mereka menemukan tanah yang keras.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun