Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

PKS Tolak Tawaran Jokowi untuk Bergabung Koalisi Pendukung Pemerintah

26 April 2018   15:28 Diperbarui: 26 April 2018   15:32 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Partai Keadilan Sejahtera

Logo Partai Keadilan SejahteraJAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Bidang Politik Hukum dan HAM, Al Muzzammil Yusuf, mengakui, Presiden Joko Widodo pernah menawari partainya untuk bergabung dengan koalisi partai pendukung pemerintah pada Pilpres 2019.

Namun, tawaran tersebut ditolak oleh PKS.

Alasannya, PKS telah berkomitmen dengan Gerindra sebagai partai oposisi pemerintah dan kemungkinan besar akan berkoalisi saat Pilpres 2019.

"Ya memang ada ajakan itu. Tapi memang kita menyatakan sejauh ini karena kita dalam posisi oposisi, konsisten kita, dalam kabinet kita tidak mau masuk," kata Muzzammil di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Baca juga : PKS Akui Ada Tawaran Bergabung Koalisi dari Jokowi

Selain itu, lanjut Muzzammil, PKS dan Gerindra juga sudah bersepakat untuk memunculkan capres alternatif.

Menurut Muzzammil, partainya telah menjalin komunikasi yang kuat dengan Partai Gerindra.

"Nah untuk tahun depan kita memang ingin membangun capres alternatif," ujar Muzammil.

Muzammil mengakui, tawaran tersebut dilontarkan saat Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufrie dan Presiden PKS Sohibul Iman bertemu Presiden Joko Widodo.

Baca juga : Jokowi Komunikasi dengan PKS, Fadli Zon Anggap Bentuk Kepanikan

Menurut Muzzammil, pertemuan tersebut terjadi dua kali dan turut dihadiri oleh petinggi partai lainnya, termasuk dari partai koalisi pendukung pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun