Mohon tunggu...
Kompas.com
Kompas.com Mohon Tunggu... Administrasi - Kompas.com

Kompas.com merupakan situs berita Indonesia terlengkap menyajikan berita politik, ekonomi, tekno, otomotif dan bola secara berimbang, akurat dan terpercaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dulu Supervisor di Perusahaan Migas, Sekarang Jualan Air Isi Ulang

18 Mei 2017   09:30 Diperbarui: 18 Mei 2017   16:04 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Herbert Munthe, eks supervisor di perusahaan jasa pengeboran minyak dan gas yang kini beralih profesi membuka usaha depo air minum isi ulang di Jalan Pialing 2 No 4A, Gunung Bahagia, Balikpapan, Selasa (26/4/2016)

Terlebih lagi, untuk proyek migas di lepas pantai atau offshore yang membutuhkan biaya lebih besar dari proyek migas di daratan atau onshore.

Kegiatan hulu migas di lepas pantai
Maka dari itu, jangan heran kalau banyak perusahaan migas di dunia yang mengurangi pegawainya. Contoh BP, seperti dimuat CNN Money, Selasa(2/2/2016), perusahaan minyak asal Inggris ini mem-PHK 7.000 karyawannya.

Kebijakan serupa juga dilakukan Schumberger. Menurut sumber tersebut, perusahaan migas dari negeri Paman Sam itu telah merumahkan 10.000 pekerja akibat menelan kerugian sebesar 1 miliar dollar AS.

Di dalam negeri, meski belum ada data resmi namun tren pengurangan karyawan di industri migas telah terbukti adanya. Hal ini, dibenarkan Ketua Penyelenggara The 41st IPA Convention & Exhibition 2017, Michael C Putra saat berkunjung ke Kompas.com pada Jumat (12/5/2017).

Kata dia, berdasarkan data Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention & Exhibition tahun lalu ada sekitar 50.000 pekerja migas yang diberhentikan. Mereka berasal dari perusahaan kontraktor migas, sub kontraktor migas dan perusahaan sub-sub lainnya.

"Dibandingkan pada 2015, investasi migas di Indonesia tahun ini turun 5 milliar dollar AS. Makanya banyak pengurangan karyawan di Industri migas," papar Michael .


Tantangan dalam negeri

Selain faktor global penurunan harga minyak, ada berbagai macam tantangan yang membuat industri migas dalam negeri menjadi tak lagi menarik. Proses perizinan ekplorasi di hulu migas yang panjang dan tak pasti adalah salah satunya.

Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan (SKK) Migas menyatakan, saat ini ada 373 perizinan yang tersebar di 19 instansi kementerian, BUMN, dan swasta.

Perizinan itu sendiri terbagi dalam empat tahapan. Pertama, fase survei dan eksplorasi terdiri dari 117 perizinan. Kedua, pengembangan dan konstruksi 137 perijinan. Lalu, ketiga produksi 109 perijinan dan terakhir pasca operasi, 10 perizinan.

"Kalau proses perizinannya panjang juga bisa bikin cash flow atau aliran keuangan perusahaan migas negatif sehingga tidak menguntungkan," ungkap Director IPA Ignatius Tenny Wibowo yang juga ikut saat berkunjung ke Kompas.com pada Jumat (12/5/2017).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun