Mohon tunggu...
de Gegan
de Gegan Mohon Tunggu... Petani - LAbuan Bajo | Petani Rempah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis apa saja dari kampung. Agar dibaca oleh orang orang kampung lainnya, yang kebetulan berada di kota atau di sebelah lingkaran bumi ini.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tentang Pisau yang Merobek Tubuh Wiranto

10 Oktober 2019   18:46 Diperbarui: 11 Oktober 2019   21:05 2011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Detik-detik Menkopolhukam Wiranto ditusuk orang tak dikenal di Pandeglang, Kamis (10/10/2019). Foto Tribunnews.com

Nyatanya pisau memang biasa digunakan sebagai modus operandi dalam pembunuhan. Pisau digunakan dan disalahgunakan (usus et abusus) untuk menusuk dan menghilangkan nyawa orang lain.

Itulah yang terjadi pada kasus penusukan terhadap  Pak Wiranto Menko Bidang Polhukam dan Keamanan RI tadi siang. Dia menjadi target mata pisau yang konon katanya mirip dengan Kunai, senjata ala ninja.

Tentu kedua pelaku suami isteri  itu sudah diamankan oleh pihak kepolisian daerah Pandeglang, tempat Wiranto ditusuk. Identitas dari keduanya pelaku ini pun sudah diketahui pihak kepolisian bahkan sudah dipublikasikan. Yang diketahui nama dari keduanya ialah Syahril Alamsyah alias Abu Rara dan Fitri Andarian.

Berita penusukan Wiranto sedini sontak menghebohkan jagat media sosial dan juga berbagai platform media lokal hingga nasional. Tak sedikit pula orang yang mengecam pelaku tindakan nekat dan brutal ini.

Ceritanya, Wiranto ditusuk  oleh pelaku yang menyelinap dari kerumunan secara tiba-tiba. Peristiwa penusukan tersebut terjadi seusai Pak Wiranto meresmikan gedung di Universitas Mathla'ul Anwar Pandeglang Provinsi Banten. 

Fakta lain juga menyuguhkan bahwa, bukan hanya Wiranto saja yang terkena tusukan melainkan juga Kapolsek yang hendak menyalami pak Wiranto seketika keluar dari dalam mobilnya.

Memang sedikit aneh karena banyak khalayak yang mempertanyakan keberadaan para pengawal Wiranto saat kejadian berlangsung. Tapi memang menurut saya, bila melihat potongan Video yang beredar di medsos, peristiwa penusukan ini memang tidak terpikirkan sebelumnya bakal terjadi. Jika disimak lebih jauh videonya, sebelum penusukan terjadi, penyambutan Wiranto di TKP pun berlangsung meriah.

Penusukan Terhadap Pak Wiranto adalah Tindakan Kriminal

Pada konteks penusukan terhadap Wiranto, tindakan penusukan maupun rencana melukai hingga ancaman pembunuhan adalah murni tindakan kriminal. Diamana kedua pelaku harus ganjar hukuman setimpal.

Lantas apakah kedua pelaku kriminal ini melakukan penusukan atas dasar sentimen pribadi, atau ada motivasi lain dibelakangnya? Hal tersebut hanya patut diduga. Alat bukti dan hasil penyelidikan sudah ada pada kepolisian saat ini.

Mari kita percayakan sepenuhnya kepada pihak yang berwajib untuk menuntaskan semua perkara itu.

Yang patut kita curiga ialah bagaimana mungkin seorang manusia tega menusuk dan melukai (bermaksud membunuh) manusia lain yang nota bene adalah Pak Wiranto selaku Menko Polhukam dan Keamanan dan juga tokoh bangsa?

Apakah nilai kemanusiaan sudah kian merosot sehingga begitu gampangnya manusia mengangkat senjata(pisau) untuk menghabisi nyawa orang lain?

Manusia (pelaku penusukan) mungkin telah berubah menjadi 'serigala' bagi manusia lain. Homo homini lupus. Kebringasan dan perilaku barbar telah menghilangkan nilai kemanusiaan.

"Nurani kian tumpul. Penghargaan terhadap kehidupan telah mandul. Insting membunuh lebih kuat daripada usaha untuk menghidupkan".

Dalam kehidupan yang semakin beradap, meski dengan alasan apapun, manusia tidak diperbolehkan melukai apalagi membunuh manusia lain. Menghilangkan nyawa manusia lain akan meruntuhkan tatanan kemanusiaan yang adil dan beradap. Sepertihalnya kita yang hidup dinegara yang penuh adab ini : Indonesia.

Manusia telah dikaruniai akal sehat dan hati nurani. Oleh sebab itu harus ada sikap saling menghargai dan menjaga satu sama lain. Sebab manusia sama dalam hak dan martabat. Hak hidup setiap manusia harus dijunjung tinggi.

Kita di Indonesia yang menganut paham demokerasi ini telah diberikan kebebasan yang seluas-luasnya, tapi bukan berarti bebas melukai apalagi membunuh sesama anak bangsa. 

Kebebasan itu adalah kebebasan menggunakan semua potensi yang ada didalam diri kita untuk menunjang kehidupan, bukan malah mematikannya.

Mungkin kita tak pernah mengenal Pak Wiranto dengan dekat, tak pernah tahu sepak terjang perpolitikannya dinegara ini seperti apa, tapi kita perlu bersimpati terhadap peristiwa na'as yang menimpanya siang tadi.

Atas rasa kemanusiaan mari kita berdoa bagi kesembuhannya dan kesembuhan bagi Kapolsek yang ikut terluka terkena sayatan pisau. Agar mereka berdua segera pulih dan bekerja dengan baik.

Sementara untuk kedua pelaku penusukan, harus diberi hukuman yang setimpal atas perbuatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun