Yang patut kita curiga ialah bagaimana mungkin seorang manusia tega menusuk dan melukai (bermaksud membunuh) manusia lain yang nota bene adalah Pak Wiranto selaku Menko Polhukam dan Keamanan dan juga tokoh bangsa?
Apakah nilai kemanusiaan sudah kian merosot sehingga begitu gampangnya manusia mengangkat senjata(pisau) untuk menghabisi nyawa orang lain?
Manusia (pelaku penusukan) mungkin telah berubah menjadi 'serigala' bagi manusia lain. Homo homini lupus. Kebringasan dan perilaku barbar telah menghilangkan nilai kemanusiaan.
"Nurani kian tumpul. Penghargaan terhadap kehidupan telah mandul. Insting membunuh lebih kuat daripada usaha untuk menghidupkan".
Dalam kehidupan yang semakin beradap, meski dengan alasan apapun, manusia tidak diperbolehkan melukai apalagi membunuh manusia lain. Menghilangkan nyawa manusia lain akan meruntuhkan tatanan kemanusiaan yang adil dan beradap. Sepertihalnya kita yang hidup dinegara yang penuh adab ini : Indonesia.
Manusia telah dikaruniai akal sehat dan hati nurani. Oleh sebab itu harus ada sikap saling menghargai dan menjaga satu sama lain. Sebab manusia sama dalam hak dan martabat. Hak hidup setiap manusia harus dijunjung tinggi.
Kita di Indonesia yang menganut paham demokerasi ini telah diberikan kebebasan yang seluas-luasnya, tapi bukan berarti bebas melukai apalagi membunuh sesama anak bangsa.Â
Kebebasan itu adalah kebebasan menggunakan semua potensi yang ada didalam diri kita untuk menunjang kehidupan, bukan malah mematikannya.
Mungkin kita tak pernah mengenal Pak Wiranto dengan dekat, tak pernah tahu sepak terjang perpolitikannya dinegara ini seperti apa, tapi kita perlu bersimpati terhadap peristiwa na'as yang menimpanya siang tadi.
Atas rasa kemanusiaan mari kita berdoa bagi kesembuhannya dan kesembuhan bagi Kapolsek yang ikut terluka terkena sayatan pisau. Agar mereka berdua segera pulih dan bekerja dengan baik.
Sementara untuk kedua pelaku penusukan, harus diberi hukuman yang setimpal atas perbuatannya.