Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Berdansa dengan Kematian: 16/7

29 Januari 2023   19:35 Diperbarui: 29 Januari 2023   20:26 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Karmic Debt 16/7 (gambar: feliciabender.com)

PINTU depan sebuah rumah sudah ramai dipenuhi massa. Mobil polisi berada di jalan bercampur dengan masyarakat sekitar dan juga tak ketinggalan para pemburu berita.

Seorang lelaki memarkir mobilnya agak jauh dari sana. Tampangnya bersungut-sungut saat ia menyulut sebatang rokok putih dengan korek api gas yang ia raih dari sakunya. Ia berjalan cukup jauh sambil mengamati daerah sekitarnya. Daerah elit, rumah-rumah mewah di bilangan Jakarta Selatan. Siapa pun yang melakukan aksi pembunuhan itu adalah orang bodoh. Rumah-rumah di kawasan tersebut adalah milik orang-orang yang mempunyai kekuasaan. Jika alibinya bukan karena dendam, perampokan bukanlah motif yang tepat.

Fery Widyatmoko. Orang-orang dekatnya memanggilnya dengan EfWe, singkatan dari namanya yang ia rasa kepanjangan. EfWe adalah seorang penyidik senior di Bareskrim Polri, pangkatnya Kompol. Terlepas dari pembawaannya yang sangar, EfWe adalah seorang yang sangat rasional. Baginya keadilan bukan persoalan pemerataan kualitatif maupun kuantitatif, tetapi sesuatu yang adaptif. Sesuatu yang bisa berubah sesuai dengan kondisi atau keadaan. Dalam pemahamannya; Apa yang tak tampak belum tentu tidak ada, dan apa yang terlihat belum tentu ada.

Sudah lebih dari satu dasawarsa ia berada di kesatuannya. Dan sudah lebih dari 10 tahun juga ia menorehkan prestasi membanggakan. Khususnya dalam penyelesaian kasus-kasus kriminal yang pelik.

Sebagaimana kasus yang barusan akan ia hadapi.

Sejam yang lalu, EfWe baru saja menerima telpon dari bawahannya; Seorang pengusaha ditemukan meninggal di kamar tidur di dalam rumahnya. Indikasi awal tidak menunjukkan tanda-tanda penerobosan ke dalam rumah secara paksa ataupun aksi pembunuhan yang terencana. Dengan kata lain, dugaan sementara menyatakan bahwa lelaki itu bunuh diri.

Tapi, dengan cara yang tidak biasa. Dengan cara yang mengerikan.

"Sudah sampai dimana, Jo?" Kompol EfWe bertanya kepada seorang penyidik junior yang berjaga di pintu depan.

"Belum ada tanda-tanda yang berarti, Pak," jawab orang yang dipanggil 'Jo' tadi. "Sementara ini bagian forensik sedang bekerja mengambil contoh jaringan yang tersisa di atas tempat tidur korban.

"Jaringan? Yang tersisa?" EfWe mengernyitkan dahinya.

"Siap. Sebaiknya bapak mengecek sendiri keadaan korban, Pak," imbuh Jo lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun