Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

5 Hal Receh tentang Mengisi BBM

4 September 2022   07:28 Diperbarui: 4 September 2022   07:34 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tulisan Ngupil tentang Kenaikan BBM (gambar: cnbcindonesia.com)

Bagi pemilik kendaraan bermotor, khususnya mobil, pengisian BBM merupakan rutinitas. Kendati demikian, masih ada saja hal sederhana yang belum diketahui oleh pemilik kendaraan, termasuk diriku. Eh...

Indikator E pada dasbor kendaraan

Awalnya saya yang fasih berbahasa Inggris langsung mengasosiasikan jika huruf E pada dasbor artinya Empty (kosong). Iya, cukup masuk akal sebabnya huruf F pada sisi lain adalah singkatan dari kata Full (penuh).

Sayangnya saya salah. Huruf E sebenarnya berarti Emergency (darurat). Artinya, itulah saat yang tepat untuk mengisi ulang BBM. Jika indikator tersebut menyala, BBM mobil kita masih tersisa kurang lebih 10% kok. Pabrikan sengaja melakukan itu, karena sudah tahu dengan sifat manusia. Mau BAB baru cari WC.

Posisi tangki BBM kendaraan

Pemilik kendaraan tidak perlu lagi diajarkan posisi tangki pengisian BBM di kendaraan masing-masing. Tapi, siapa yang menjamin jika kita tidak akan lupa. Atau bagaimana jika kendaraan yang digunakan bukan milik pribadi?

Pada saat itu, kita biasanya akan membuka pintu jendela mobil dan melihat ke belakang. Atau turun dari kendaraan untuk memastikan posisinya. Tidak perlu repot-repot.

Coba kamu perhatikan, setiap pabrikan pasti menempatkan logo segitiga yang menyerupai anak panah. Nah, jika tanda panahnya ke kanan, maka di situlah letak posisi pengisian bensin. Begitu pula sebaliknya.

Menyalakan mesin mobil

Istri saya memiliki kebiasaan buruk ini. Setiap mengisi BBM ia tidak pernah mematikan bensin. Alasannya karena ia tidak perlu turun dari mobil, pengisian BBM tidak terlalu lama, dan cuaca sedang panas. Amsiong dah

Padahal sudah menjadi peraturan umum mesin kendaraan harus dimatikan oleh pemilik kendaraan. Nah, aturan ini tidak asal dibuat. Karena ketika mesin sedang nyala, maka aliran listrik penunjang kendaraan juga ikut aktif.

BBM cukup mudah menguap, aliran listrik bisa saja mengalami korsleting kecil, menimbulkan percikan api. Bisa dibayangkan jika keduanya bertemu. Tapi, satu yang masih mengganjal di pikiran. Jika memang berbahaya mengapa petugas SPBU tidak benar-benar melarang pemilik mobil macam istriku ya?

Mengisi BBM hingga tangki penuh

Sehari sebelum kenaikan harga BBM resmi diumumkan, ada prank nasional yang mengatakan bahwa kenaikan BBM akan terjadi pada hari Kamis 1/9/2022. Sehari sebelumnya, terjadi antrian yang panjang di seluruh SPBU.

Para pemilik kendaraan tidak mau rugi, tangki diisi hingga penuh. Ternyata hal ini juga berbahaya. Pengisian full tank akan meneteskan BBM. Tidak bagus bagi badan mobil.

Selain itu, BBM itu butuh udara dalam pembakarannya. Jika terlalu penuh maka tekanan yang dihasilkan oleh BBM juga akan berkurang. Hasilnya akan menjadi tidak maksimal. Dan kondisi ini hanya beda tipis dengan mengendarai kendaraan dengan bensin yang hampir habis.  

Cara yang terbaik adalah berhenti mengisi BBM pada saat bunyi "plop" pertama pada saat mengisi BBM.

Menggoyang-goyangkan kendaraan

Ini juga dulu menjadi kebiasaan diriku. Konon agar BBM yang masuk bisa terisi maksimal, maka cara terbaik adalah dengan menggoyang-goyangkan kendaraan pada saat mengisi BBM.

Kalau mau dipikir, tolol juga ya. BBM kan sifatnya cair. Coba deh isi botol minummu sambil digoyang, apakah kapasitasnya akan bertambah?

Namun, kebiasaan ini masih sering saya lihat sampai sekarang. Jika itu termasuk kamu, kamu, dan kamu maka segera hentikan. Bayangkan ujung nozzle besi bertemu dengan ujung tangki, percikan api tentu saja bisa terjadi bukan?

**

Ini adalah tulisan receh tentang kenaikan BBM. Saya tidak membahasnya dari sisi ekonomi, politik, ataupun sosial. Sudah terlalu banyak ditulis oleh para ahlinya.

Tapi, saya juga bukan ahli otomotif yang memahami seluk beluk kendaraan bermotor. Saya hanya seorang penulis yang senang ngupil sambil menulis topil di Kompasiana. Eh...

Semoga Bermanfaat

**

Referensi: 1 2 3 4

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun