Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mama Hanya Ingat 3000 Pasang Sepatu Imelda Marcos

11 Mei 2022   08:28 Diperbarui: 11 Mei 2022   08:51 2700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mama Hanya Ingat 3000 Pasang Sepatu Imelda Marcos (gambar: stylo.grid.id)

Pembicaraan malam hari ini di meja makan membahas mengenai situasi politik di Filipina. Bongbong Marcos anak mantan diktator Filipina, Ferdinand Marcos unggul dalam perhitungan cepat.

Ia berhasil mengalahkan pesaing terdekatnya, Leni Robredo dengan selisih suara hampir dua kali lipat. Membuat dirinya hampir pasti menjadi Presiden Filipina berikutnya.

Tapi, pembicaraan kami bukanlah tentang Bongbong, melainkan tentang ayahnya yang legendaris, Ferdinand Marcos. Semua orang mengetahuinya, kecuali mama.

Mama tidak terlalu suka dengan tema politik, ia juga tidak mengenal Marcos. Tapi akhirnya ia tahu, setelah papa mengingatkannya tentang ibu negara yang mengoleksi 3000an pasang sepatu.  

Peristiwa 36 tahun yang lalu tidak banyak tersimpan di memoriku. Saya hanya mengingat peristiwa pembunuhan tokoh opisisi Filipina, Benigno Aguino pada 1983 silam. Lalu tiga tahun kemudian, istrinya Corazon Aquino menjadi presiden.


Selebihnya tidak terlalu banyak lagi. Maklum di zaman bapakmu, berita sangat terbatas. Koran dan televisi menyuarakan penyebab Marcos ditumbangkan. Ia ditenggarai secara licik mencurangi hasil pemilu. Sesuatu yang sangat "tidak mungkin" terjadi di era Orde Baru.

Lalu ada juga bisik-bisik tentang korupsi yang ia lakukan. Tidak tahu seberapa banyak, tapi cukup banyak untuk membeli 3000 pasang sepatu.

Hanya sampai di situ. Cukup sampai di situ.

Setelah Bongbong terpilih menjadi presiden, saya lalu berasumsi. Seharusnya apa yang dulu dilakukan Marcos tidaklah keterlaluan amat. Buktinya, anaknya bisa terpilih menjadi presiden.

Pun halnya dengan korupsi. Duit yang digunakan untuk membeli ribuan pasang sepatu memang banyak, tapi crazy rich zaman now juga masih lebih hebat. Lagipula Imelda dulunya adalah ibu negara Filipina. Tidak terlalu sulit tentunya.

Saya pun penasaran, berapa banyak sih uang yang dikorupsi oleh Marcos? Lalu saya pun membuka beberapa referensi di dunia maya. Hal pertama yang saya lihat adalah angka. Disebutkan selama 24 tahun masa pemerintahannya (1972-1986), Marcos berhasil meraup 133 trilun duit rakyat.

Sekali lagi angka ini (mungkin) tidak terlalu fantastis. Hanya setara dengan seperempat harga platfom Twitter yang dibeli Elon Musk. Tapi, tentu saja itu bukan esensinya. Korupsi bukanlah tentang jumlah, ia terlarang.

Seharusnya cukup sampai di sini. Tapi, saya masih saja penasaran. Angka 133 triliun itu banyak. Dalam bentuk apakah kekayaan Marcos pada saat itu?

Ada sebuah kisah menarik yang saya dapatkan dari sumber [2]. Konon pada saat Marcos dan keluarganya melarikan diri ke Hawaii, ia membawa serta 300 peti barang berharga besertanya.

Saat itu, ia menumpang dua pesawat Angkatan Udara AS, atas jaminan suaka yang ia dapatkan dari presiden Ronald Reagan saat itu.

Saksi mata mengungkapkan, barang berharga yang termasuk di dalamnya adalah uang tunai setara US$ 1juta, berkilo-kilo emas batangan yang disimpan dalam dus bekas popok bayi, permata, slip deposito bank, sertiikat tanah di luar negeri, dan juga benda-benda seni berharga. Tidak ada sattu pun sepatu koleksi Imelda di antaranya.

Sejak Corazon Aquino berkuasa, sebuah lembaga dibentuk olehnya. Tujuannya untuk mengambil kembali duit negara yang dibawa kabur Marcos.

Tapi, hal ini tidaklah mudah. Dua puluh empat tahun berkuasa, terlalu banyak cara yang digunakan Marcos untuk melindungi aset haramnya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan nama palsu William Saunders dan Jane Ryan untuk membuka rekening di Swis.

Kendati demikian, pemerintah Filipina berhasil menyelamatkan sebagian. Yang terbesar adalah uang senilai US$ 972 juta dari Swis. Atau setara dengan 14 triliun rupiah.

Setelah itu, ada beberapa lagi hasil jarahan yang ditemukan secara sporadis. Pada 2014, Vilma Bautista, mantan sekretaris Imelda Marcos ditangkap dalam usahanya menjual lukisan Claude Monet di New York. Harga tiga karya seni tersebut senilai US$ 43 juta.

Sementara ada juga perhiasan milik Imelda yang diselundupkan oleh salah satu kroni Marcos ke luar negeri. Totalnya diperkirakan sebesar US$ 7,1 juta. Begitu juga dengan pembekuan rekening Marcos di Panama dengan total US$ 54 juta.

Tapi penemuan-penemuan pemerintah Filipina hanya sebagian. Masih banyak lagi yang hilang entah kemana.

Bisa saja uang tersebut telah berubah menjadi harta yang tidak berharga. Sebagaimana sebuah kisah menarik dari perjalanan Imelda Marcos ke luar negeri pada 1983.

Konon dalam perjalanan tersebut, Imelda diperkirakan menghabiskan US$ 9,5 juta atau setara dengan sekitar 137miliar rupiah saat ini.

Dalam 90 hari Imelda membelanjakan berbagai macam barang mewah, seperti sprei, piring saji dari perak, permata merek terkenal, dan tentu juga sepatu.

Dalam sebuah pernyataan terpisah, Imelda mengakui jika belanja seperti itu sangat penting. Sebabnya ia harus menjadi seorang ibu negara yang sempurna bagi rakyatnya. "Saya berdandan demi rakyat, orang miskin akan selalu mencari bintang di tengah gelapnya malam," imbuhnya.

Mungkin pernyataan Imelda tesebut-lah yang mewakili pemikiran mama. Ia hanya mengingat 3000 pasang sepatu yang ditinggalkan Imelda di Filipina.

Kini sebagian besar dari sepatu tersebut tersimpan di museum Marikina yang resmi dibuka pada 2001. Museum tersebut terletak di pusat industri sepatu terbesar di Filipina.

Koleksi sepatu tersebut bermacam-macam. Terdiri dari sepatu impor hingga merek-merek lokal. Jenisnya beda-beda, dari boot, hak tinggi, hingga sandal. Harganya pun bervariasi. Diperkirakan dari yang termurah, hanya beberapa puluh ribu rupiah saja, hingga tentunya jutaan.

Yang terpajang pada museum tersebut hanya sebanyak 253 pasang. Sementara 467 pasang tersimpan di dalam gudang. Sekitar 1000 lainnya lagi konon sudah rusak dimakan jamur dan rayap. Sementara ratusan lainnya hilang entah ke mana.

Salah satu kisah yang paling legendaris dari koleksi Imelda adalah sepatu dari Italia buatan seorang pengrajin bernama Beltrami. Sepatu buatan khusus beralaskan batu dan emas.

Saking senangnya Imelda dengan sepatu tersebut, sehingga ia meminta Beltrami untuk membuat beberapa jenis yang identik sekaligus.

Memang tidak semua koleksi sepatu Imelda dibiayai oleh negara. Selama ia menjabat sebagai ibu negara, banyak juga pengrajin lokal yang menghadiahkannya dengan sepatu buatan mereka.

Konon Imelda bisa menerima hadiah puluhan sepatu dalam seminggu. Jika sang ibu negara merasa pas, maka ia akan memesan lebih banyak lagi dengan warna-warna yang berbeda.

Ini hanya sekelumit kisah mengenai Ferdinand dan Imelda Marcos. Tentunya membawa kenangan pahit bagi sebagian rakyat Filipina.

Dalam sebuah pidato resmi, Bongbong Marcos membuat sebuah pernyataan yang dikutip dari Reuters (10/5/2021). "Jangan menilaiku dari leluhurku."

Siapa pun tahu, pernyataan Bongbong tersebut merujuk kepada kisah kelam yang tercatat dalam sejarah. Tentang kesewenangan yang dilakukan oleh ayahnya.

Nyatanya, ia tetap memenangkan pemilu.

Dalam hati saya bergumam, rakyat Filipina sepertinya cepat memaafkan. Ataukah mereka mungkin tidak pernah mempelajari sejarah. Namun melihat isu yang diangkat Bongbong tentang kejayaan masa lalu pemerintahan ayahnya, saya bisa menyimpulkan beberapa hal.

Mungkin saja orang Filipina adalah pemaaf. Bisa juga masa lalu di zaman Marcos memang lebih baik dari sekarang.

Entahlah. Lagipula, Marcos bukanlah presiden terkorup di dunia sepanjang sejarah. Ia hanya berada pada posisi kedua.

Siapakah yang berada pada posisi pertama? Tidak perlu dibahas, karena memang orang Indonesia juga pemaaf kok.

**

Referensi: 1 2 3 4

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun