Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Tragis Video Viral Pertama di Dunia, Holliday, dan Rodney King

5 April 2022   06:32 Diperbarui: 5 April 2022   06:39 805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Tragis Video Viral Pertama di Dunia (sumber: hollywoodreporter.com, wikipedia.org, revealnews.org, diolah pribadi)

Tanggal 3 Maret 1991, sekitar jam 1 pagi, George Holliday terbangun oleh suara helikopter di atas apartemennya di Los Angeles.

Dari atas balkon, ia melihat empat orang polisi sedang meringkus seseorang pengendara mobil. Tidak terlalu jelas, tapi cukup menegangkan.

Kawanan polisi tersebut memukul tahanannya dengan brutal. Padahal korbannya sudah terkapar tidak berdaya.

Merasa terganggu, Holliday lalu merekam semua peristiwa tersebut. Dengan sebuah handycam baru yang baru saja ia beli.

Belakangan, korban yang dipukul menjadi salah satu tokoh yang paling dibicarakan pada era 90an. Namanya Rodney King.


King yang saat itu berusia 25 tahun, adalah seorang kriminal yang sedang menjalani hukuman percobaan. Ia diberhentikan polisi karena dicurigai mengendari kendaraannya dalam keadaan mabuk.

Bukannya berhenti, King malahan kabur. Terjadilah kejar-kejaran di jalan raya Los Angeles. Ketika mobil King berhasil dihentikan, dua orang polisi menarik keluar dirinya dari dalam mobil.

Penganiayaan terjadi setelahnya, dan pada saat itulah Holliday merekamnya. Durasinya 9 menit.

Beberapa hari kemudian, Holliday pergi ke pesta pernikahan. Di sana ia bertemu beberapa kawannya. Ia menceritakan mengenai kejadian dalam rekaman, tapi semua menganggap hal tersebut bukanlah sesuatu.

Tapi, Holliday merasa ia harus melakukan sesuatu. Ia kemudian pergi ke kantor polisi terdekat, menanyakan kejadian yang ia saksikan pada subuh hari tersebut. Tidak ada informasi yang ia dapatkan.

Dalam kebingungan, Holliday lantas menghubungi stasiun televisi terdekat. Ia tidak bermaksud pamer, Holliday hanya penasaran apa yang terjadi saat itu.

Ketika stasiun televisi melihat rekaman videonya, mereka meminta izin kepada Holliday untuk memberitakannya. Holliday setuju, dan meminjamkan kamera dan isinya di sana.

Pada hari yang sama, video Holliday disiarkan di televisi pada acara berita jam 10 malam. Dalam waktu singkat, berita tersebut tersebar ke stasiun televisi di seantero negeri.

Berbagai opini bertebaran, namun cukup menyimpulkan satu hal: perlakuan diskriminatif polisi terhadap warga kulit hitam di Amerika.

Polisi kemudian sadar akan bahaya dari rekaman tersebut. Petugas khusus mendatangi stasiun televisi KTLA, tempat dimana Holliday menyimpan rekamannya.

Tapi, semua sudah terlambat. Kekhwatiran polisi menjadi kenyataan. Kerusuhan menyebar dengan cepat. Dari pantai barat hingga ke pesisir timur Amerika. Demonstrasi anarkis, penjarahan, hingga pembunuhan.

Selama enam hari, Amerika dalam keadaan darurat akibat isu rasisme. Jauh sebelum kasus Black Lives Matter meruak pada 2020.

Setidaknya 60 nyawa melayang, kerugian diperkirakan sebesar 1 miliar dollar Amerika. Sekolah dan perkantoran diliburkan, kebakaran terjadi di mana-mana. Los Angeles lumpuh dalam beberapa hari.

Pengadilan keempat anggota polisi yang terlibat menarik perhatia dunia. Dua diantaranya dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara.

Tuntutan Rodney King kepada Kepolisian Los Angeles dikabulkan. Ia mendapatkan kompensasi sebesar 3,8 juta dollar Amerika.

George Holliday sungguh tidak menyangka jika apa yang ia rekam akan menjadi sejarah. Apa yang ia lakukan adalah contoh dari kekuatan jurnalisme warga.

Di masa sekarang, dengan meluasnya media sosial, video viral bukanlah hal yang baru. Tapi, di masanya itu adalah sesuatu.

Rekaman Holliday dikenal sebagai video viral pertama di dunia. Menjadi simbol perlawanan rasisme di Amerika, dan menyebabkan kerusuhan terparah di Los Angeles sepanjang sejarah.

Publik menyalahkan Holliday atas rekamannya. Ia disebutkan sebagai sumber masalah. Padahal yang menyebabkan kerusuhan adalah isi rekaman, bukan pembuatnya.

Holliday dicap sebagai musuh masyarakat. Ia terkadang harus menyamar dan menyembunyikan identitasnya. Usaha perbaikan ledeng yang digelutinya, bahkan harus menggunakan nama lain.

Mendapat makian di jalan sudah biasa. Tapi, hingga menjelang ajal, tak sekali pun Holliday menyesalinya. Baginya, kebenaran lebih penting diungkapkan meskipun harus dibayar mahal.

Rodney King mendapat rezeki dari kasus yang menimpanya. Meskipun pada akhirnya uangnya juga habis karena salah investasi. Rodney meninggal pada tahun 2012, tenggelam di kolam renang rumahnya.

George Holliday meninggal pada bulan September 2021 akibat Covid, setelah sebulan lebih dirawat di rumah sakit. Ia adalah sejarah, meskipun menyisakan kedukaan yang mendalam.

Bagaimana pun juga, rasisme tidak akan pernah bisa diterima di dunia ini. Semoga ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Bahwa sesungguhnya semua manusia adalah sahabat sederajat.

**

Referensi: 1 2 3 4

**

Acek Rudy for Kompasiana

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun