Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Es Krim Sisca Kohl dan Hobi Makan Babi Orang China

4 Februari 2022   05:25 Diperbarui: 4 Februari 2022   05:29 4989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Wwkwkwk, gakdulu makasih," ujar akun lainnya.

"Terserah lu deh sis cape gua," tulis pemilik akun @radja_arasidd.

**

Babi memang identik dengan tahun baru imlek. Selalu hadir dalam perayaan, disajikan dengan berbagai jenis resep berbeda. Bukan hanya makanan imlek, kuliner China juga punya akar yang sangat panjang dengan santapan oink-oink yang satu ini.

Bahkan beberapa makanan Nusantara yang terafiliasi dengan budaya Tionghoa sebenarnya asalnya juga mengandung babi. Terutama yang berawalan "bak" seperti bakso, bakwan, bakmi, bakpao, dan lain-lainnya.

Orang China juga senang makan babi. Saya bisa melihat beberapa kawan yang langsung liweran begitu mendengar kata babi dan segala turunannya; bak, bab1, sapi kaki pendek, de es be.

Seberapa pentingkah daging babi bagi orang China secara umum?

Mari kita mulai dari statistik terlebih dahulu. Pada tahun 2018, daging babi berkontribusi untuk 65% konsumsi daging di China. Diikuti dengan unggas sebesar 15%. Daging sapi dan domba (kambing) sebesar 8 dan 5 persen saja.

Jika kamu, kamu, dan kamu masih bingung dengan statistik ini, maka ada sebuah contoh sederhana.

Sepasang suami istri yang bernama Qin Yinglin dan Qin Ying adalah peternak babi yang paling tajir di China. Saking kayanya, sehingga mereka masuk daftar 15 orang terkaya di China versi Forbes. Kekayaan mereka senilai 196 triliun rupiah. (kurs 14.000 per USD).

Lalu, seberapa besarkah 65% itu? Mari kita cek faktanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun