Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Tobat Gegara Diva, Kumat Gegara Pelajaran Seks

11 Oktober 2021   18:02 Diperbarui: 11 Oktober 2021   18:07 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: tribunnews.com)

Baru saja tobat, kini giliran kumat. Jamak disingkat dengan kata "Tomat." Ikon Gang Sapi di Kompasiana.

Tau kenapa bisa tobat? Itu gegara serangan diva-divi kamasut. Sudah dua hari dua malam, Acek tidak bisa tidur. Sibuk berpikir, jejangan tulisan tak senonoh Acek-lah yang mendatangkan mereka. Ada Hukum Tarik Menarik di sini.

Tau kenapa kumat? Itu gegara Widz Stoop. Kompasianer yang tinggal di Amerika ini tidak sensitif dengan keadaan Kompasiana. Serangan kamasut dianggap lelucon.

Lahirlah tokoh nyata si Opik. Dari keluarga Arrohsa (baca: Ahrasain-loe). Lembur tiga hari tiga malam, hanya untuk menjawab cara bersetubuh. Panjang pula. Dimulai dari si otong pada waktu masih sesak.

Semprulnya lagi, Acek ditanya pula pendapatnya. Jelas diriku yang baru saja sadar untuk tidak bersetubuh dengan Diva (disklaimer), menjadi kalang-kabut. Tetiba semua ilmu Kamasut yang sudah berseri, kini layu tak bisa tegak berdiri.

Jadilah Acek membaca ulang buku yang dibaca oleh keluarga Ahrasain-loe. Perlu konsentrasi tingkat tinggi, Mba Widz ini pake maksa lagi.

"Bukannya sudah dibaca udah dua kali, Acek?" tanyanya berulang kali di grup gang sapi.

Jujur ya, Acek harus mengakui tingkat kejeniusan keluarga Ahrasain-loe. Bagaimana mungkin stensilan Enny Arrow bisa digunakan sebagai pendidikan seks.

Nah, tentang pendidikan seks. Ini juga sebenarnya tidak masuk ke dalam pokok pembahasan undang-undang dasar. Si Engkong yang meretasnya. Saya kutip kata bijaknya,

"Seks dididik agar pintar, sementara orangnya tetap bego dibodohi seks."

Tobat jadi kumat. Jangan salahkan Acek. Rasanya, semua penghuni gang sapi juga pada gerah. Gegara anime yang mendominasi, tomat tak lagi bisa ber-ereksi (baca: ber-koalisi).

Jadilah seks diusulkan sebagai ketua RT. Semuanya demi gengsi anak-anak gang sapi yang terlalu banyak menonton Youtube sapi melahirkan.

Si Engkong sampai harus menyebut nama Tuhan tiga kali untuk merelakan posisinya sebagai bapak sapi (sebutan ketua RT di gang sapi). Ia rela seks yang menggantikannya, karena memang Engkong pilu di masalah yang satu ini.

Acek yang ikut-ikutan tidak mau ikut-ikutan. Abstain terhadap hasil pertemuan warga Gang Sapi; "Pelajaran seks dalam keluarga itu wajib hukumnya."

Alat peraga manusia pun disiapkan. Aktornya adalah Daeng KP yang entah dimana (karena ia tidak akan membaca tulisan ini). Artisnya? Siapa lagi kalau bukan Diva (disklaimer).  

Lantas pengakuan demi pengakuan pun bermunculan. Warga gang sapi membongkar kepolosonnya terhadap subjek Kamasutra yang sudah dilupakan Acek.

"Ada yang sudah nikah 40 hari 40 malam tapi belum pernah bersetubuh (dengan sapi)." Lha, iya lah.

"Ada yang baru bisa hamil setahun setelah menikah. Itupun setelah dibacakan Kamasutra" Lah, iya lah. Kan yang bacain Kamasutranya, Acek.

Setelah berpanjang lebar ngalor ngidul tak karuan saking ngeresnya, keluarlah sebuah rekomendasi kepada Admin Kompasiana;

"Jadikanlah Pendidikan seks sebagai topik pilihan, walau engkau tak akan mendengarkannya."

Alasannya, karena anggota Gang Sapi punya banyak persamaan. Mereka lugu, tapi jago. Mereka polos, tapi pengalaman.

Namun, yang terpenting, anggota Gang Sapi ingin belajar lebih banyak. Bukan tentang seks, tapi tentang bagaimana bersetubuh.

Bedanya? Seks adalah nama Ketua RT Gang Sapi yang baru saja terpilih. Sementara bersetubuh adalah teori Acek tentang bagaimana bersikap ramah terhadap sesama Kompasianer.

Eh....

Baca juga: Pentingnya Pelajaran Seks di Kompasiana

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun