Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Panjang Umur Pak Jaya, Janganlah "Mati" untuk Ketiga Kalinya

15 Agustus 2021   03:34 Diperbarui: 15 Agustus 2021   11:34 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panjang Umur Pak Jaya, Janganlah "Mati" untuk Ketiga Kalinya (rmolbanten.com)

Percakapan dengan Dr.Ponijan, guru Public Speakerku pun berlangsung singkat. "Semoga beliau panjang umur, ya Koh," Ujarnya.

Rasanya, ini frasa yang tidak asing lagi. Setiap orang yang dikabarkan meninggal selalu dianugrahi usia panjang. Entahlah, tidak ada pembuktian ilmiah terkait hal ini.

Meminjam istilah dari Pak Jaya sendiri, Kelirumologi. Jadi, tidak perlulah kita perdebatkan mengapa demikian. Ojo Dumeh...

Untuk itu, maka (mungkin) primbon pun (bisa) disahkan. Apa yang biasanya dimimpikan, konon artinya terbalik.

"Ketika mimpi diri kita meninggal, artinya kita diberi berkah kesehatan untuk hidup lebih lama." Ini salah satu contoh kutipan primbon.

Bisa juga karena teori Yin-yang. Apa yang tampak, belum tentu itu yang benar. Untuk yang satu ini, alasanologi terasa paling cocok untuk mendeskrispsikannya.

Tersebab segala sesuatu yang terjadi, pasti punya alasan. Apalagi kalau sudah masuk ke ranah Tiongkok Kuno. Janganlah melawan leluhur jika tidak mau kuwalat.

Secara psikologi, bisa juga sebagai pelipur lara. Jelas orang yang mimpi buruk, jika ditakut-takuti bisa bikin sakit jantung. Namanya juga manusia, pasti punya empati.

Kalau versi mama beda lagi. Katanya jika ada orang lain yang "membocorkan" bahwa kita sudah mati, maka malaikat pencabut nyawa akan lari ketakutan.

Mengapa? Terkait sumpahnya untuk merahasiakan kematian. Jadi, jika ada yang bocor. Dipastikan sang Malaikat tidak akan melaksanakan tugasnya dengan tentram.

Untuk yang satu ini, humorologi-lah yang paling tepat. Janganlah dianggap terlalu serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun