Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Om Chris, Rasa Cintamu pada Indonesia Telah Merasukiku

22 Juli 2021   21:55 Diperbarui: 22 Juli 2021   22:07 964
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat Jalan Om Chris, Rasa Cintamu pada Indonesia Telah Merasukiku. Sumber: nasional.kontan.co.id

Namun, di antara semua karirnya, pria lulusan Universitas Indonesia ini lebih dikenal sebagai pendiri lembaga Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI). Di zamannya, PDBI adalah sebuah lembaga analisis ekonomi yang cukup kredibel.

Ia juga penulis buku. Di antara hasil karyanya adalah; Gerhana Hati Nurani (2012), Jangan Pernah jadi Malaikat (2010), dan yang paling fenomenal adalah Wawancara Imajiner dengan Bung Karno (1977).

Buku Wawancara Imajiner dengan Bung Karno akhirnya dibredel, karena menyinggung tentang undang-undang anti monopoli dan mengusulkan masa jabatan presiden dua periode. Sesuatu yang kemudian dipraktekkan 30 tahun kemudian.   

Di era Soeharto, ia dikenal sebagai pengamat ekonomi yang dekat dengan kekuasaan. Hal itu tidak jauh dari karir politik pertamanya. Christianto pernah menjadi Asisten Pribadi Wapres Adam Malik (1978-1983).

Kendati demikian, hubungannya dengan pemerintah juga kerap kali mengalami pasang surut. Suatu waktu pemikirannya sangat dibutuhkan untuk kemajuan ekonomi Indonesia. Di sisi lain, ia sering mengkritisi kebijakan Soeharto yang terkesan KKN.

Christianto juga dekat dengan beberapa pengusaha konglomerat terkenal di era Soeharto. Pemikiran-pemikirannya sering diakomodasi oleh pelaku bisnis era Orde Lama.

Mungkin hal tersebutlah yang membuat ia menjadi sasaran kebrutalan tragedi 1998. Rumah putri sulungnya, Yasmin, di Kawasan Pantai Indah Kapuk, diserang, dijarah, dan dibakar oleh sekelompok massa tak dikenal.

Ditenggarai penyerangan ke rumahnya dilakukan secara terorganisir. Yasmin sangat terpukul. Pada saat itu ia memiliki seorang putra yang baru berumur 1,5 tahun dan seorang bayi yang baru berusia beberapa bulan.

Setelah kejadian tersebut, Christianto bahkan menerima surat kaleng yang berisikan ancaman dan pelecehan bernada SARA.

Christianto jelas kecewa berat. Baginya, usahanya untuk turut membangun negeri tercintanya ini tidak sepadan dengan tindakan rasis yang ia terima dari bangsanya sendiri.

Atas trauma yang ia alami, Christianto sempat hijrah ke Washington D.C., Amerika Serikat bersama keluarganya pada tahun 1998. Selama di Amerika, Christianto masih sering menulis tentang kondisi politik dan ekonomi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun