Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menghadapi Pandemi, Benarkah Kualitas Dokter di Indonesia Rendah?

19 Juli 2021   05:46 Diperbarui: 19 Juli 2021   07:16 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini belum termasuk masalah kebocoran UN yang tidak mempertimbangkan kompetensi kualitas mahasiswa yang memilih pendidikan kedokteran.

Di sisi lain, Fakultas Kedokteran juga memiliki keterbatasan dalam penerimaan peserta didik baru. Rata-rata Rasio penerimaan hanya 1,5%. Artinya Dari 100, hanya 1-2 orang saja yang dapat diterima.

Ketiga; Biaya yang Tidak Seimbang

Imbasnya, peserta didik kedokteran secara perlahan hanya berpihak kepada kaum menengah atas saja. Sedangkan mereka yang tidak mampu mungkin harus menguburkan angannya.

Karena tingginya biaya yang dibutuhkan, sehingga profesi kedokteran lebih cenderung berorientasi bisnis. Semuanya untuk mendapatkan kembali "modal uang kuliah" yang sangat besar.

Peran pemerintah juga terasa kurang dengan tidak menyediakan program bea siswa yang cukup bagi calon peserta didik kedokteran.

Keempat; Masalah Perizinan

Dharmayuwati juga mempermasalahkan masalah perizinan. Menurutnya, banyak Fakultas Kedokteran Swasta yang tidak memiliki fasilitas yang mencukupi, meskipun mereka sudah mengatongi izin dari Kementerian Pendidikan.

Pengawasan yang komperhensif hilang, hal yang krusial terbengkalai. Tentunya ini akan mencetak kualitas dokter yang tidak seimbang.

Keraguan dari Pemerintah

Keraguan tentang dokter Indonesia juga pernah dikemukakan oleh Menteri Koordinator MaVes, Luhut B. Panjaitan. Ia pernah berniat mendatangkan dokter asing untuk mengembangkan wisata medis, pada 2020 lalu.

Semuanya bermula karena banyak WNI yang berobat ke Singapura dan Malaysia. Konon pelayanan kesehatan di kedua negara tersebut murah dan lebih cepat.

Kembali kepada pertanyaan, apakah hal ini lantas bisa menyimpulkan bahwa kualitas kedokteran di Indonesia memang masih rendah?

Tentu ada saja pembelaan dari berbagai pihak;

Dukungan Pemerintah

Slamet Budiarto, Wakil Ketua Umum IDI dengan tegas menolak pernyataan Menteri Luhut. Menurutnya tidak ada yang salah dengn kualitas dokter Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun