Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahmad Yani Mungkin Presiden RI, Jika Soekarno Tak Pernah Mengungkapkan Keinginannya

7 Mei 2021   05:42 Diperbarui: 7 Mei 2021   05:54 9205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahmad Yani Mungkin Presiden ke-2, Jika Soekarno Tak Pernah Mengatakan Ini (media-karya.com)

Tanggal 30 September 1965, Yani dijemput oleh Tjakrabirawa, Pasukan Pengawal Presiden.

Yani tidak pernah curiga, karena rencana bertemu presiden sebelumnya memang sudah ada. Ketika Yani ingin mengganti baju, salah satu bintara Tjakrabirawa membentak;

"Tak usah ganti baju, Jenderal."

Yani marah dan menempeleng sang bintara. Selangkah kemudian, bunyi tembakan senapan mesin terdengar dari rumahnya. Jenderal Ahmad Yani tersungkur bersimbah darah.

Tubuhnya diseret, dan dibawa ke Lubang Buaya. Lima Jenderal lainnya dan satu Letnan juga berada di sana. Memulai sekaligus mengakhiri salah satu episode tergelap dalam sejarah Indonesia.

Gugurnya Ahmad Yani ternyata memberikan pukulan telak bagi Soekarno. Di depan makam Ahmad Yani, Soekarno menangis hebat. Meskipun hubungannya dengan sang Jenderal sudah renggang, tapi bagi Soekarno, Ahmad Yani tetap adalah jenderal pilihannya.

Soekarno memiliki keinginan yang tidak akan pernah kesampaian. Tidak banyak yang tahu jika Sang Putra Fajar ternyata menginginkan Ahmad Yani menjadi penggantinya, jika kesehatannya sudah memburuk.

Bahkan Soekarno sempat menyatakan hal tersebut dalam sebuah pertemuan di depan Nasution, Sarwo Edhie, Soebandrio, dan Chaerul Saleh.

Mungkin saja itu adalah kesalahan terbesar dari seorang Soekarno.

Mungkin saja penculikan Ahmad Yani adalah skenario besar suksesi republik ini.

Mungkin saja itu adalah bagian dari konspirasi Dewan Jenderal yang tak pernah ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun