Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Adakah Jurus Ghoib Antarkan Artikel Diganjar Headline?

14 Februari 2021   19:35 Diperbarui: 14 Februari 2021   19:38 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menulis artikel dengan ilmu ghoib (sumber: mom2.com)

Semuanya gegara Kompasianer I Ketut Suweca yang menganggit artikel dengan judul; Adakah Jurus Cespleng Antarkan Artikel Diganjar Headline?

Bli yang satu ini memang inspiratif. Ia memiliki segudang ide tulisan, yang siap dibagikan kepada siapa saja. Bagaikan Colonel Sanders yang penuh dengan resep rahasia. Tapi, meskipun kumisnya mirip, Bli yang satu ini tidak pernah menyimpan rahasia.

Itulah sebabnya tulisan ini aku ulik. Sudah lama menunggu kesempatan ini. Jika Bli Ketut mengajak para penghuni ramai-ramai menempati teras utama, aku sendiri malah lebih senang mengajak diam-diam saja.

Sebabnya, ada sisi gaib rumah kita bersama. Konon setiap rumah besar pasti ada penunggunya. Begitu pula di Kompasiana. Semuanya berhubungan dengan hal gaib, hantu, ilmu sihir, hingga legenda menyeramkan.

Jika kamu jeli, label Mimin Angker sering aku sematkan pada setiap tulisan. Ini bukan main-main. Mimin memang angker. Kalau tidak percaya, adakah yang tahu sesungguhnya siapa mereka?

Aku membayangkan dalam sebuah rumah besar, terpampang deretan foto ala Victorian yang matanya selalu melirik padamu. Di dalamnya ada foto Mas Kevin, Mba Widha, Mba Nindy, dan yang paling seram, Engkong Felix.

Bagaikan sebuah film horor, Bli Ketut membuka tulisannya dengan kalimat;

"Siapa di antara Kompasianer yang tidak senang kalau artikelnya diganjar Headline alias artikel utama? Pemberian predikat artikel utama bisa membuat penulisnya girang bukan kepalang. Jika tidak mendapatkannya, apalagi menjadi artikel pilihan juga tidak boleh jadi membuat si penulis akan merasa sedih."

Menyan! itulah yang dirasakan oleh mahluk goib penghuni. Di malam jumat, khususnya kliwon, menyan wajib dihidangkan. Sebabnya penulis sehebat apa pun harus menunggu seminggu sekali untuk dapat jatah label headline. Hanya seminggu sekali!  

Mereka akan girang bukan kepalang mendapatkan wangi bunga-bungaan. Tapi, coba kalau tidak dapat jatah. Sedih jauh dari harapan. Ngambek mungkin lebih beralasan. Apalagi jika label pilihan pun tidak dapat. "Mau kemanakan mukaku ini."

Bli Ketut mengeluarkan jurus cespleng pertama. Amati AU. "kita harus membaca dengan seksama [...], tanyakan pada diri sendiri, apa kelebihan dan keistimewaan artikel-artikel utama itu."

Mungkin Bli lupa dengan satu hal. Membaca tulisan yang barusan diganjar menyan, hanya bisa dilakukan oleh mereka yang punya indra keenam. Tapi, jangan khwatir. Di sinilah gunanya jimat yang sering kupromosikan. Kode keras 123456789 membantumu membuka mata batin.

Bacalah seksama sambil komat-kamit, kamu akan segera tahu selera mimin. Modelnya seperti kerasukan bak lagu lingsir wengi.

Ingat, Bli Ketut mengatakan ganjaran Headline disebabkan "adanya pemenuhan terhadap salah satu atau lebih faktor yang saya sebutkan, bukan karena si penulis adalah orang dekat (daleman)."

Secara harafiah, mantra ini bisa berarti bahwa untuk mendapat ganjaran AU, maka satu atau lebih syarat sesajen harus terpenuhi. "Bukan daleman' berarti, kamu tidak perlu menjadi kuntilanak untuk memahami dunia dedemit.

Jurus cespleng kedua dan ketiga, pesannya jelas dan singkat. Label AU adalah hak prerogatif Mimin Angker. Bli Ketut mengatakan bahwa mimin pasti tidak memiliki subjektivitas apalagi mood kliwonan.

Nah, untuk ini saya setuju banget. Ingat ya, dunia gaib bukan untuk dikelitik-telitik. Katakan kamu sudah tahu ada penunggu di rumah besar ini. Apakah kamu harus marah jika tersandung di tangga? Tidak, itu akibat keteledoranmu sendiri. Lupa sesajenan tujuh rupa!

Pun jangan harap kamu bisa dapat segepok gobangan di balik jendela. Jangan pula berharap untuk dapat AU atas setiap tulisan kamu. Istilahnya jangan percaya hal yang goib. Itu musyrik namanya.

Sampai di sini tahulah aku mengapa ada gerakan "tulisan tanpa AU" yang dikampanyekan oleh Poltak Center. Ternyata organisasi ini adalah sejenis lembaga rahasia turunan dari para penumpas setan "Ghost Buster."

Jurus keempat dari Bli Ketut adalah "Menulis Sebaik-baiknya." Dalam dunia ghoib ada pula istilahnya. Medi 7 hari 7 malam. Ia mengambil contoh artikel-artikel Kompasianer Tonny Syahriel yang "dikerjakan dengan sangat apik dengan editing yang ketat serta dengan data dan informasi yang akurat."

Saya tidak tahu, apakah Tonny adalah perwujudan dari demit atau malaikat, tapi yang pasti medi itu memang perlu "bacaan mantera yang apik dengan lafalan syair yang ketat serta data dan informasi alam jadi-jadian yang akurat."

Bagi kalian yang mengharapkan AU, jangan harap jika tidak melakukannya dengan sungguh-sungguh. Ingat jatah AU hanya seminggu sekali. Pas Jumat Kliwon. Gunakan kesempatan itu!

Tak lupa Bli menyertakan "Semangat Berbagi" sebagai jurus cespleng terakhir.

"Spirit yang terbaik yang bisa membuat kita tetap bertahan menulis adalah semangat berbagi kebaikan. [...] disemangati oleh niat luhur untuk berbagi kebaikan kepada pembaca."

Untuk ini, saya tidak punya komen lagi. Cukup jelas, cukup singkat, dan cukup padat. Akan tetapi, Bli Ketut melupakan satu hal yang penting. Dunia ghoib adalah dunia yang tidak kasat mata.

Logika yang berlaku adalah aturan dunia paralel, dimana segala sesuatu bisa saja terbalik. Jadi, bagi kalian yang terkenal dan sering mendapatkan label AU jangan terlalu senang dulu.

Ada kenyataan yang bikin merinding dalam dunia ghoib Kompasiana. Seluruh teman yang terasa akrab sebenarnya tidak pernah Anda temui dalam kehidupan nyata. Hiiiiiii... Kaboorrrr!!!!

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun