Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sekelumit Rahasia Negara dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

11 November 2020   19:21 Diperbarui: 11 November 2020   19:32 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mesin Sandi Morse (sumber: kompas.com)

Meskipun seorang dokter, ia lebih sibuk dengan urusan sandi-sandian. Pada April 1946, Menteri Pertahanan, Amir Sjarifuddin memerintah dirinya untuk memimpin Dinas Code, sebuah badan pemberitaan milik negara.

Tugasnya adalah menyusun kode baru untuk menggantikan kode lama yang mudah diretas. Semua hasil penyusunan dibuat dalam enam buku saku yang berisikan 10 ribu kata sandi dalam bahasa Inggris dan Belanda. Ia juga rajin mengubah kata-kata sandi tersebut untuk menghindari kebocoran.

Keberadaan dr. Rubiono dan para Sandiman bawahannya menjadi penting bagi Belanda. Mereka menjadi orang yang paling dicari, sehingga harus bergerilya di hutan-hutan.

Foto dr. Rubiono Kertapati (sumber: minews.id)
Foto dr. Rubiono Kertapati (sumber: minews.id)
Untuk melindungi rahasia strategi pemerintah Indonesia dalam berperang, maka buku sandi kemudian dibakar. Mereka harus mengingat seluruh makna, sehingga sandi dapat dipaham di luar kepala.

Agar tidak mudah tertangkap, dr. Rubiono memerintahkan para Sandiman untuk menyebar ke seluruh negeri. Dari balik Bukit Menoreh yang merupakan markas darurat, mereka secara konsisten terus menyebarkan berita rahasia berbekal perlengkapan seadanya.

Pun halnya dengan para kurir rahasia. Berbagai macam peralatan dimodifikasi, seperti stang pada sepeda onthel yang berisi rongga untuk menyimpan pesan rahasia, hingga pesan dalam makanan yang bisa sewaktu-waktu ditelan jika ada Razia Belanda.


Tidak jarang juga ada yang terbunuh atau bahkan bunuh diri jika tertangkap. Bagi mereka, semboyan Merdeka atau Mati, benar-benar menjadi prinsip dalam melaksanakan tugas sebagai agen rahasia.

Hamid Rusdi, Sang Pembawa Pesan Rahasia Bahasa Walikan

Foto Hamid Rusdi (sumber: ringtimesbanyuwangi.pikiran-rakyat.com)
Foto Hamid Rusdi (sumber: ringtimesbanyuwangi.pikiran-rakyat.com)
Kode rahasia tidak melulu kode yang membingungkan, namun juga bisa dalam bentuk percakapan sehari-hari. Buat masyarakat Jawa Timur, khususnya sekitar daerah Malang, ada bahasa Walikan yang diucapkan dengan cara yang terbalik-balik.

Pengucapan ini memang jadi ciri khas arek Malang, namun selama masa perjuangan melawan Belanda, adalah Hamid Rusdi, seorang pejuang asal Malang yang mempopulerkan bahasa Walikan ini sebagai kode rahasia.

Kata Walikan ini memiliki kekayaan kosa kata, dan akan terdengar mudah bagi yang sudah biasa, namun mampu membingungkan musuh yang tidak berasal dari daerah setempat. Contoh, lumayan menjadi nayamul, rumah menjadi hamur, dan saya menjadi ayas.

Di saat masa Agresi Militer II Belanda, penting untuk menciptakan sebuah bahasa yang hanya dipahami oleh segelintir orang saja. Pada Perang Dunia II, tentara Amerika pernah merekruit sekelompok suku Indian Sioux dan menjadikan mereka sebagai pembawa dan penerjemah sandi. Yang dilakukan cukup sederhana, berbicara dengan bahasa mereka yang tidak dipahami oleh orang non-Sioux.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun