Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Alasan Kecanduan Film Horor yang Sangat Manusiawi

3 Oktober 2020   12:46 Diperbarui: 4 Oktober 2020   14:56 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Film Horor (sumber: studiobinder.com)

Film horor telah mendapat tempat tersendiri di hati orang Indonesia. Namun demikian, banyak yang mencibir bahwa tontonan ini sangat tidak mendidik. Alur ceritanya tidak jelas, dan hanya menampilkan adegan-adegan yang bikin kaget tanpa sebab.

Bahkan di tahun 2018, tercatat 5 dari 10 film terlaris di Indonesia adalah film horor. Diambil dari sumber, film tersebut adalah; "Bernapas dalam kubur, Danur 2, Asih, Jailangkung 2, dan Sabrina".

Pun halnya dengan reality show yang marak beredar mulai dari 'uji nyali' di era 1990an di tv nasional, hingga kisah nyata misteri di kanal youtube. Semuanya dianggap sebagai aksi yang dibuat-buat hanya untuk mengejar rating semata.

Lantas, mengapa manusia menyukai film horor? Dikutip dari beberapa sumber, ada beberapa alasan, mulai dari faktor psikologis, sosial budaya, hingga proses biologis.   

Proses Bekerjanya Otak.

Sebuah studi dari Bruce Ballon dan Molyn Leszcs yang diterbitkan dalam sebuah jurnal berjudul "Horror Films: Tales to Master Terror or Shapes of Trauma" mengatakan bahwa peningkatan stres dan trauma adalah penyebab penonton suka menonton film horor.

Proses kimiawi dalam otak manusia ditenggarai sebagai penyebab kecanduan akan hal-hal yang berbau horor. Glenn Sparks, seorang professor dari Purdue University, Indiana, Amerika Serikat, mengatakan bahwa film-film menakutkan akan memberikan sensasi detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan meningkat.


Sensasi itu tidak saja hanya berlangsung selama menonton film, namun juga memengaruhi pengalaman setelahnya. Alih-alih berfokus pada alur ceritanya, penonton film horor ternyata lebih mencintai ritual 'kaget-kagetan' yang dijalaninya.

Pada saat menonton film horor, tubuh akan melepaskan Dopamin yang juga dikenal sebagai hormon pengendali emosi. Pada saat produksi Dopamin dalam jumlah yang tepat, maka orang akan mengalami sensasi senang dan bahagia.

Sebaliknya, kekurangan atau kelebihan pelepasan hormon ini, akan menimbulkan perasaan cemas dan membuat suasana hati menjadi buruk. Hal ini juga menjelaskan mengapa efek psikologis menonton film horor, berbeda-beda bagi setiap orang.  

Ketakutan dan Rasa Ingin Tahu. 

Film horor legendaris seperti Conjuring, Exorcist, Poltergeist, dan Annabelle, menjadi perbincangan hangat di tengah para pencinta film. Terbawa pada setiap obrolan tetangga, mereka yang belum menontonnya, merasa seperti telah ketinggalan sesuatu.

Pun halnya dengan legenda tempat-tempat menyeramkan, selalu menimbulkan rasa penasaran bagi mereka yang mendengarkan. Nah, perasaan seperti inilah yang menimbulkan rasa ingin tahu dan mendorong diri untuk mencobanya. Ketika rasa penasaran itu terbayar, ada rasa bangga yang muncul, yang juga meningkatkan semacam harga diri.

Pengalaman dengan Film Horor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun