Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah RA Tan Peng Nio, Mulan dari Tanah Jawa

13 September 2020   08:23 Diperbarui: 13 September 2020   08:31 5484
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam RA Tan Peng Nio dari kejauhan (sumber: aroengbinang.com)

Sisa-sisa orang Tionghoa kemudian melarikan diri ke Jawa Tengah, dan bergabung dengan kekuatan Kerajaan Mataram yang mengobarkan perang besar antar dua etnis (Jawa dan Tionghoa) melawan VOC.

Pemimpin laskar Tionghoa pada saat itu bernama Kapiten Sepanjang. Dari sumber disebutkan bahwa nama sebenarnya adalah Singkeh Souw Pan Chiang, yang berubah menjadi Sepanjang akibat pelafalan bahasa Jawa di kala itu.

Sayangnya, karena kekhwatiran kalah dari Belanda, pada awal tahun 1742, Raja Mataram, Sunan Pakubuwono II, berbalik arah mendukung VOC dan memerangi Laskar Tionghoa.

Foto Pakubuwono II (Foto oleh Baskoro Aji)
Foto Pakubuwono II (Foto oleh Baskoro Aji)

Niat ini ditentang oleh sejumlah petinggi Keraton, panglima perang, dan bupati, yang tetap konsisten melawan VOC bersama Laskar Tionghoa. Peperangan yang semakin besar, tak terelakkan lagi.

Pasukan Raden Mas Garendi dan Kapitan Sepanjang bergerak dan merebut Keraton Mataram di Kertasura, tanpa perlawanan yang berarti, pada tanggal 30 Juni 1742.


Raden Mas Garendi kemudian naik tahta menjadi Raja Mataram selanjutnya. Ia juga bergelar Sunan Kuning, yang konon berasal dari bahasa Tionghoa Cun Ling, yang berarti 'Bangsawan Tertinggi'.

Namun ada juga sumber yang mengatakan bahwa makna 'Kuning' berasal dari kata "Raja yang memiliki pasukan kulit berwarna kuning (Tionghoa)" saat melawan VOC.

Ilustrasi Raden Mas Garendi bersama Laskar Tiongha (sumber: jakarta.bisnis.com)
Ilustrasi Raden Mas Garendi bersama Laskar Tiongha (sumber: jakarta.bisnis.com)

Meskipun telah menjadi Raja Mataram, perang tidak berhenti. Sunan Kuning kini harus menghadapi tiga kekuatan sekaligus, yaitu VOC, pasukan Pakubuwono II yang mengungsi ke Ponorogo, dan pasukan Madura di bawah pimpinan Cakraningrat.

Akhirnya, serangan pasukan Madura, berhasil merebut kembali Keraton Surakarta, yang kemudian diserahkan kepada Pakubowono II, atas desakan dari VOC.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun