Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mata Lokal Menjangkau Dunia

10 Februari 2020   11:35 Diperbarui: 10 Februari 2020   11:46 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Penulis

Makna Hari Pers tahun 2020 ini terasa begitu istimewa. Penulis bukanlah jurnalis atau pekerja di bidang tulis menulis. Namun tetap saja... terasa begitu berbeda.

Sebabnya di hari minggu tanggal 10 January 2020, bersama para sahabat IPSA (Indonesian Professional Associations), penulis berkunjung ke rumah kawan yang terletak di bilangan jalan Cendrawasih, Kota Makassar.

"Terima kasih sudah berkunjung, Pak Rudy.. Sekarang kami bukan siapa siapa tanpa adanya stakeholder dari Masyarakat." Ujar Om Ronald seorang senior jurnalis.

Sekilas terdengar klise, namun kejujuran tidak dapat diabaikan. Siapa sih yang masih membaca koran cetak pada jaman now?

Ketulusan tersirat dari wajah beliau. Bukan karena meringis akibat oplah yang menurun, tapi kebanggan karena telah berkarya selama 16 tahun.

"Kami berada di urutan ke-3 nasional loh Pak Rudy. Padahal kami hanya koran lokal dari kota yang memiliki jumlah penduduk ke 5 terbesar di Indonesia."

Tidak perlu dibahas, emang masih adakah manusia yang membaca koran cetak? Batin penulis mulai sinis.

"16% dari total penduduk Makassar masih suka dengan koran cetak." Lanjut Om Ronald.

"Lah... ternyata anomali ini berada di kota Makassar, Om..."

Penulis selalu bangga menjadi orang Makassar. Tak disangsikan, Tak perlu diragukan.

Termasuk menerima fakta bahwa koran cetak masih menjadi pilihan di kota kelahiran.

"Kawan saya selalu bilang, masih bukan pagi kalau belum baca koran." Lanjut Om Ronald terbahak bahak.

Nah disini ternyata kuncinya, tidak ada istilah koran cetak atau digital.. koran.. ya koran yang tidak tergantikan.

Pembaca koran tidak saja membutuhkan berita. Namun juga merindukan ritual yang terkandung padanya.

Koran dapat dikipling dan dibingkai sebagai warisan anak cucu, sebagaimana yang dilakukan oleh nenek.

Koran dapat dilipat dan dibawa kemana mana, melambangkan status sebagai seseorang yang tidak pernah ketinggalan berita.

Koran dapat dijadikan pembungkus, pengganti plastik yang tidak lolos seleksi "Go-Green".

Koran memang tak tergantikan, ditengah era digital yang mendunia.

Namun tantangan bagi pekerja berita pada jaman now, tidak hanya sebatas mempertahankan tradisi.

Era digitalisasi dengan bala pasukan bernama milenial, sebentar lagi akan menguasai dunia.

Para milenial ini tidak lagi mengonsumsi berita yang dapat dilipat. Batasan informasi tidak lagi sebatas pintu kota.

Era digital datang menghampiri membuat kantor redaksi hanyalah salah satu titik di aplikasi gawai.

"Kantor berita inggris menghubungi kami untuk menayangkan ulang berita kami di youtube mengenai ular python memakan manusia di Mamuju."

Pernyataan Om Ronald menguatkan bahwa informasi berita tidak lagi terukur dari seberapa kuat mesin cetak bekerja atau seberapa cepat loper koran bangun pagi.

Semua tergantung dari seberapa lincah ketikan jari dan seberapa besar kuota internet. Berita sudah dapat diakses dimanapun dan kapanpun.

Tidaklah elok mengabaikan kekuatan perubahan zaman. Penulis merasakan signal ini telah tertangkap dengan baik oleh sahabat yang dikunjungi.

Sahabat telah berhasil membangun platform digital yang menjadi pilihan terbanyak di luar pulau Jawa.

Subscribernya tidak saja warga kota Makassar, namun juga meliputi warga dunia lainnya.

Tidak mudah memang membangun apalagi mempertahankan platform berita pada era "semuanya telah tersedia."

Bukan lagi karena kekuasaan politik apalagi kekuatan represif.

Semuanya telah tergantikan dengan wajah muda nan cantik menawan, sikap bersahabat yang terasa kerasan, kegabutan tanpa keluhan.. terhampar sejuk menyambut kedatangan para tamu di hari Minggu.

Ketulusan hati untuk mengedepankan kepentingan masyarakat diatas segala galanya, membuat motto "GOOD NEWS is THE BEST NEWS, menggantikan BAD NEWS is A GOOD NEWS."

Batasan yang hilang dengan semakin tidak berharganya dimensi jarak, membuat tempat hanyalah sebuah titik persinggahan jiwa.

"Mata Lokal Menjangkau Indonesia", mengandung makna mendalam bahwa kekuatan manusia bukanlah penindasan, bukan pula represi, terlebih lagi pembredelan.

Kekuatan manusia yang sesungguhnya adalah kebebasan berbicara dan berekspresi dengan penuh tanggung jawab.

Selamat hari pers 2020.
Selamat ulang tahun yang ke-16, TRIBUN TIMUR sahabatku.

Semoga di usia yang ke-16 ini, Engkau semakin jaya dalam berkarya.

Kehadiran dalam kesederhanaanmu selalu dinantikan oleh masyarakat Sulsel menuju ke mata dunia.

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS
Pythagorean Numerologist
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun