"Kawan saya selalu bilang, masih bukan pagi kalau belum baca koran." Lanjut Om Ronald terbahak bahak.
Nah disini ternyata kuncinya, tidak ada istilah koran cetak atau digital.. koran.. ya koran yang tidak tergantikan.
Pembaca koran tidak saja membutuhkan berita. Namun juga merindukan ritual yang terkandung padanya.
Koran dapat dikipling dan dibingkai sebagai warisan anak cucu, sebagaimana yang dilakukan oleh nenek.
Koran dapat dilipat dan dibawa kemana mana, melambangkan status sebagai seseorang yang tidak pernah ketinggalan berita.
Koran dapat dijadikan pembungkus, pengganti plastik yang tidak lolos seleksi "Go-Green".
Koran memang tak tergantikan, ditengah era digital yang mendunia.
Namun tantangan bagi pekerja berita pada jaman now, tidak hanya sebatas mempertahankan tradisi.
Era digitalisasi dengan bala pasukan bernama milenial, sebentar lagi akan menguasai dunia.
Para milenial ini tidak lagi mengonsumsi berita yang dapat dilipat. Batasan informasi tidak lagi sebatas pintu kota.
Era digital datang menghampiri membuat kantor redaksi hanyalah salah satu titik di aplikasi gawai.