Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Panca Indria, 5 Penguasa Hati

28 Januari 2020   22:13 Diperbarui: 28 Januari 2020   22:25 492
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: VectorStock.com

Diri kita terdiri dari berjuta juta batin yang memengaruhi cara berpikir, cara berpandang, cara bersikap, dan cara-cara lainnya. Pola ini kemudian muncul dan mencerminkan pribadi dan beraktualisasi menjadi sebuah karakter yang umum dikenal.

Kelihatannya sederhana, setiap hari diri kita dikenal dengan satu label yang bernama Aku. Orang lain melihat diri kita dengan sederhana, sebagai apa yang dikenal dari sikap kita sehari hari.

Namun sadarkah kita, bahwa sebenarnya setiap saat jutaan konflik muncul dalam diri kita? Sadarkah kita, bahwa konflik ini berasal energi energi batin yang timbul setiap milidetik?

Contoh sederhana, pada saat menulis artikel ini, alur pemikiran yang mengalir memberikan instruksi kepada jari untuk bekerja. Namun setiap kata yang ingin dituliskan selalu dihadapkan pada opsi yang berbeda.

Kata "boleh", "bisa", "dapat", "layak" yang sebenarnya memiliki arti yang sama, selalu menjadi pilihan dalam benak. Itupun masih dilanjutkan dengan proses editing yang menghapus, merubah, atau menambah tulisan yang seharusnya sudah pantas.

Berhadapan dengan sebuah obyek sederhana seperti jeruk saja, kita cenderung memilih untuk menikmati atau mengabaikannya.

Penilaian terhadap bentuk, warna, ukuran, belum termasuk memori pengalaman yang berhubungan dengan rasa buah jeruk itu sendiri.

"Manis apa nggak ya...? Terakhir kali, rasanya asam... Tapi minggu lalu manis..." Begitu aja kok repot...

Konflik ini muncul, karena adanya konfrontasi pada energi batin yang dikenal dengan nama keraguan, kekhwatiran, ketakutan, dan lain sebagainya.

Tanpa kita sadari, jika kebiasaan kebiasaan seperti ini dibiarkan berkembang, maka suatu hari akan menjadi masif, dan memengaruhi sikap hidup kita. Terlalu khwatir, menjadi stress, akhirnya depresi, dan masuk rumah sakit jiwa.

Jika kita bisa membuat sebuah analogi, bahwa diri kita adalah sebuah desa, maka seluruh energi batin yang kita miliki adalah penghuninya. Desa yang kelihatan damai dari luar, sebenarnya memiliki banyak intrik dan perselisihan diantara warganya.

Jelas ini bukan sebuah kondisi yang sehat, baik bagi desa, maupun warga yang menetap. Untuk itu, maka diperlukan campur tangan penguasa untuk membuat peraturan, kebijakan, kesepakatan untuk menertibkan warga.

Penguasa yang berkuasa juga harus memiliki posisi tawar yang tinggi. Jelas bahwa pemimpin harus didengar dan dipatuhi. Untuk itu, maka pemimpin tersebut harus tegas berwibawa dan dapat memberikan contoh bagi warganya untuk hidup secara tertib dan teratur.

Kembali kepada diri kita...

Agar seluruh warga batin hidup secara harmonis, maka harus ada figur penguasa yang dapat membuat warga batin lain tunduk kepadanya. Energi Batin Terpilih ini sesungguhnya telah ada dalam batin kita, namun selama ini masih menjadi rakyat jelata, sehingga kurang didengarkan oleh warga batin lainnya.

Untuk itu, maka...

Energi Batin Terpilih ini harus diakui, sehingga dapat memberikan pengaruh positif kepada yang lainnya.

Energi Batin Terpilih ini harus dirawat, sehingga dapat memberikan ketenangan kepada yang lainnya.

Ada 5 Energi Batin Terpilih yang juga memiliki julukan sebagai Panca-Indriya, siapa sajakah mereka?

Yang pertama adalah Energi Batin KEYAKINAN.

Jika KEYAKINAN diberikan kesempatan untuk memimpin, maka dia akan menunjukkan sebuah karakteristik dalam bentuk Kebulatan Tekad untuk mencapai tujuan. Setiap warga batin pasti memiliki tujuan untuk mencapai hidup yang lebih baik. Kemakmuran, Kesejahteraan, Kebahagiaan, dan lain sebagainya.

Namun sayangnya, konflik yang timbul selalu membuat KEYAKINAN timbul dan tenggelam. Dengan Energi Batin KEYAKINAN yang kuat dalam diri kita, niscaya akan terbentuk sebuah Kebulatan Tekad untuk mencapai tujuan hidup itu.

Yang kedua adalah Energi Batin KETEKUNAN.

KETEKUNAN adalah sebuah Energi Batin yang tegas, penuh semangat, pantang menyerah, berjuang dengan penuh kegigihan. Tanpa energi ini, maka warga batin lainnya akan hidup bermalas malasan dan membiarkan keadaan berjalan apa adanya.

Energi Batin KETEKUNAN selalu memastikan kedisiplinan warga terjaga dengan baik. Mulai dari membunyikan bel di pagi hari, membunyikan peluit di siang hari, dan menutup lampu di malam hari.

Dengan kekuasaan Energi Batin KETEKUNAN, maka seluruh warga batin lainnya tidak akan pernah merasa putus asa dalam memperjuangkan hidup yang lebih baik.

Yang ketiga adalah Energi Batin PERHATIAN

Energi Batin PERHATIAN selalu berfungsi menjadi pengawas. Jika ada warga batin yang mulai memperlihatkan kualitas buruk, maka Energi Batin ini akan bertugas untuk mengingatkan mereka.

Diantara ke-5 energi batin ini adalah energi yang paling jarang beristirahat. Selama ini, warga batin memiliki kebiasaan buruk yang suka melihat segala sesuatu dari sisi negatif. Sikap pesimis, paranoid, syak wasangka adalah yang muncul diantaranya.

Dengan kehadiran Energi Batin PERHATIAN, maka warga batin akan dapat melihat sisi positif dari kehidupan.  

Yang keempat adalah Energi Batin KESADARAN.

Energi Batin ini juga memiliki nama lain yaitu KONSENTRASI. Sifatnya yang unik sebagai negosiator yang menyelesaikan segala bentuk konflik yang muncul diantara warga batin.

Energi Batin KESADARAN melakukannya dengan menetralkan Hoax yang menjadi sumber konflik. Energi Batin KESADARAN ini tidak pernah lelah untuk menanggapi keadaan dengan berfokus pada kenyataan yang ada.

Yang kelima adalah Energi Batin KEBIJAKSANAAN.

Meskipun ke-4 Energi Batin yang lainnya telah bekerja secara maksimal, namun tanpa kehadiran Energi Batin KEBIJAKSANAAN, maka solusi yang didapatkan tidak akan bersifat permanen.

KEBIJAKSANAAN selalu mengajak seluruh warga batin untuk melihat bahwa perubahan dalam kehidupan selalu ada, oleh sebab itu tidak ada yang abadi.

KEBIJAKSANAAN selalu mengajak seluruh warga batin untuk tidak mudah putus asa terhadap kesulitan, namun juga tidak terlalu terlena dengan kesenangan.

KEBIJAKSANAAN selalu mengajak seluruh warga untuk tidak mengutamakan diri sendiri, dengan bersikap toleransi kepada warga batin lainnya.

KEBIJAKSANAAN selalu mengajak seluruh warga untuk bersikap antisipatif bahwa hidup adalah penderitaan dengan rasa Syukur sebagai bingkainya yang indah.

*****

Semoga Bermanfaat...

Terinspirasi dari artikel: Panca-Indriya and Panca-Bala, Five Faculties and Five Powers

SALAM ANGKA

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Pythagorean Numerologist

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun