Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Saya Mengalami Stres Mata

10 Agustus 2022   21:34 Diperbarui: 11 Agustus 2022   23:14 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mata lelah (Sumber: Rostislav_Sedlacek)

Tadinya saya bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah ini factor U atau faktor usia saya yang sudah akan menginjak kepala tiga. Ataukah memang mata saya ada yang sakit. Mata saya terasa pegal yang belum saya penah alami sebelumnya.

Tetapi mengapa setelah istirahat tidur. Mata segar kembali "normal". Setelah itu berkativitas kembali, agak lama hitungan jam di depan laptop dan smartphone atau yang bersinar lain, kok mata saya pegel lagi?

Harus saya akui. Memang benar, terasa sakit mata saya ini. Yang mana tidak sehari dua hari tetapi berhari-hari. Mulai tiga hari yang lalu.

Jujur baru saya alami, yang sebelumnya jarang bahkan tidak pernah dialami tanpa gejala tiba-tiba sakit mata dengan rutinitas aktivitas sehari-hari saya.

Tidak, mata saya tidak merah. Tidak juga terlihat ada luka. Bahakan saya merasa, saya sedang baik-baik saja. Namun, mata saya ini terasa pegal itu iya, terasa sakit, dan ini terjadi setiap hari ketika saya beraktivitas.

"Sebagai pekerja, supir, penulis, dan orang-orang yang beraktivitas di glanggang media dan juga pekerja lapangan. Mata saya memang exstra untuk berkativitas baik nyupir dijalan. Saat kerja harus menggunakan smartphone, yang mana saya bekerja dengan aplikasi. Memang mata dituntut ekstra. Belum kalau pulang ke rumah berselancar di laptop menjadi penulis. Nulis Cuma hobi sih tapi bisalah buat nyari-nyari uang pinggiran bekal untuk kuota".

Sebelumnya saya memang tidak peduli, tidak pula mencari tahu. Tiga hari berturut-turut sakit membuat rasa penasaran saya begejolak. Ya kenapa gitu loh? Ini pengalaman pertama saya mata sakit tanpa gejala apapun.

Bertanya dalam hati, kenapa mata saya ini? Kok terus-terusan sakit setelah beraktivitas di depan laptop, depan smartphone. Seperti cahaya di smartphone atau di laptop itu menusuk-nusuk. Mengapa hari-hari sebelumnya tidak seperti itu.

Setelah saya sadar bahwa ini masuk kelainan mata dan terus menerus tanda mata saya tidak sedang tidak sehat dan baik-baik saja.

Memang spontan, saya langsung browsing di internet. Kenapa mata bisa pegal, sakit dan sebagainya tanpa gejala?

Ternyata ketika saya browsing itu namanya "stres mata", nama yang asing bagi saya sebelumnya. 

Stres mata itu suatu kelainan akibat mata terlalu di forsir beraktivitas. Bisa dikatakan mata kita sebenarnya lelah dengan aktivitas kita sehari-hari.

pixabay.com
pixabay.com

Khususnya stres mata tersebut menyerang orang-orang yang aktif menggunakan laptop, smartphone secara berlebih sebagai aktivitas sehari-hari.

Ya mau bagaimana lagi orang modern seperti kita yang melek teknologi dan sudah menjadikan teknologi sebagai aktivitas kita, teman kita dan kehidupan kita. Lepas dari laptop dan smartphone itu sesuatu yang mustahil. Apalagi bagi orang-orang yang aktif di sosial media seperti saya, susah deh!

Tetapi bagaimana sih biar stres mata tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari? Kiat-kiat solusi praktisnya seperti apa mengurangi stres mata itu?

Terus terang yang namanya stres mata, itu berpengaruh pada kepala, yang membuat kepala itu pusing dan gak karuan begitu. 

Ini saya alami sendiri. Cerita siang tadi saat saya sedang bekerja, saya minum paracetamol untuk meringankan sakit kepala dan itu efektif akibat stres mata. Agak terkurangi bebannya di kepala. Tetapi bagaimana dengan matanya? Ya tetap saja akan tetapi efek ke sakit kepalanya terkurangi obat dan mendinglah mata juga, sedikit.

Untuk meringankan mata itu yang bisa dikatakan stres, saya sering kedip-kedipin mata agak lama. 

Saya sendiri menduga stres mata akibat saya terlalu fokus pada laptop atau smartphone, nyupir terlalu lama tanpa mengatur ritme kedipan mata, bisa saja penyebabnya.

Tetapi ya itu, ketika mengalami stres mata. Mengistirahatkan mata itu penting, tidak harus tidur. Iya sih kalau tidur memang lebih baik. Pejamkan mata agak lama juga itu membantu ketika mata sakit akibat stres mata.

Dengan mata yang bisa lelah dan stres, terus terang baru saya tahu. Tidak hanya pikiran yang dapat stres tetapi dengan mata juga dapat stres juga. Ajaib!

Seperti mengutip website sebelah dan berbagai sumber yang tepat mendefinisikan stres mata ini. Saya menemukan satu definisi yang menurut saya relevan.

"Stres mata itu sendiri adalah ketika indra penglihatan mengalami beban berlebih, seperti dipaksa fokus pada satu titik dalam waktu yang lama, pemakaian gadget di tempat gelap, dan menatap dalam waktu yang lama".

Itu persis yang sering saya lakukan akhir-akhir ini. Ya bagaimana lagi. Kemajuan teknologi memungkinkan beraktivitas seperti itu. Tidak jauh dari laptop dan smartphone atau gadget. Bahkan semua barang itu sudah menjadi alat-alat dari pekerjaan sehari-hari kita.

Sebelumnya saya meskipun beraktivitas seperti itu, tidak merasakan stres mata. Mungkin faktor usia di mana saya semakin tua. Onderdil mulai agak loyo, itu juga penyebab saya terkena stres mata.

Sebagai bahan pengalaman kita bersama. Begini cara-cara ketika saya mencari kiat-kiat mengurangi  atau mencegah stres mata itu di mesin pencari Google, yang mungkin ke depan Anda akan mengalami hal yang sama seperti saya karena factor U;

Pertama, atur jarak yang ideal dan nyaman antara mata dengan gadget yang Anda pakai, minimal 60 centimeter.

Kedua, istirahatkan mata. Biasanya hal ini dilakukan dengan teori 20, 20, 15. 20 menit Anda menatap layar, istirahatkan mata Anda dengan meliat objek yang jauh selama 20 detik. Lakukan hal itu berulang, kemudian istirahatkan mata selama 15 menit setelah bekerja di depan gadget selama 2 jam.

Ketiga, atur pencahayaan. Cahaya dari gadget jauh lebih terang dari pada cahaya ruangan, maka pastikan ruangan sudah memiliki pencahayaan yang cukup.

Keempat, jika Anda membutuhkan bantuan dari kacamata atau lensa kontak, pilihlah untuk menggunakan kacamata daripada lensa kontak. Karena penggunaan lensa kontak yang terlalu sering dan lama bisa memperbesar potensi stres mata.

Sebagai penutup dari pengalaman stres mata saya ini, kembali bahwa setiap pengalaman mengandung pengetahuan. Dan pengetahuan merupakan cara kita untuk dapat mencari solusi dari apapun yang kita alami.

Termasuk stres mata yang saya alami juga dan mungkin Anda ke depan juga akan mengalami hal yang sama. 

Semoga artikel ini membantu untuk kesehatan mata kita bersama!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun