Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bagaimana "Nihil" Kepentingan di Ormas?

1 Juni 2022   09:06 Diperbarui: 20 Juni 2022   13:44 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: setkab.go.id

Dan ketika direnungi secara mendalam, apakah orang yang benar-benar tergerak untuk berperan di masyarakat selalu dipandang naif dengan segala kontribusi yang ingin dibuatnya? Atau mungkin dengan tawaran popularitas, apakah bersosial di masyarakat yang terorganisir tanpa suatu kepentingan itu tidaklah mungkin?

Ruang-ruang yang menyekat pemandangan itu, sama sekali tidak ada dalam benak atau pikiran saya dan mungkin orang-orang yang tergerak secara sadar, bagaimana turut serta menciptakan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik tanpa berkepentingan pribadi.

Kepentingan akan popularitas atau kepentingan akan nilai-nilai polititis ditengah masyarakat merupakan upaya dari pemenuhan citra diri yang itu jika terjadi; tidak akan mungkin dilakukan oleh seseorang yang berjuang dari masyarakat kecil dan arus bawah, yang nilai pada popularitasnya mendukung itu sangat kecil.

Jika seseorang itu mengejar "popularitas" ruang-ruang media terbuka lebar, media itu paling mungkin untuk seseorang mendapat popularitas. Bagi seseorang yang ingin bergerak dalam ruang-ruang politik, masuk partai besar kemudian membeli popularitas sebagai politikus di televisi, itu akan lebih efektif dilakukan daripada bergerak di arus bawah menaikan pamor politik diri terjun pada kelompok masyarakat kecil.

Tetapi saya bergerak untuk tidak menjadi keduannya antara menjadi populer dan mempunyai kepentingan berpolitik. Saya tanpa sadar digerakan menjadi aktivis tanpa ingin dan akan mengejar semua itu, yang sebelumnya tidak saya ketahui.

Keduanya memiliki harga yang di ukur dengan finansial dan itu sangat mahal dengan berbagai efek domino yang digerakan dan dihasilkan, sedangkan kapasitas finansial yang tidak akan mencapai mengejar popularitas dan ruang politis itu adalah nilai yang sia-sia pergerakannya untu menuai hasil yang optimal.

Tanpa disadari peradaban social semua baik dampak ataupun hasil dari apa yang dikeluarkan. Memang menjadi daya tawar, bagaiamana social itu saling mendukung eksistensi hidup satu sama lain.

Tetapi, apakah semua kegiatan social masyarakat yang terorganisir mampu mendukung hidup dan mengahasilkan sesuatu untuk pribadi untuk eksistensialismenya?

Saya kira tidak semua memulai dan mengakhiri pada hasil itu, terkadang aktivisme seseorang yang terjun dalam masyarakat yang terorganisi melampaui; "menjadi professional tanpa perofesionalitas dibelakangnya, melakukan pengabdian tanpa kata dan nama yang ingin disandang sebagai dan menjadi apa".

Terkadang ruang-ruang yang luput dari pandangan akan kesadaran mendasar bersosial yang terorgaisir itu bahwa; terkadang tarik-menarik kepentingan menjadi ide dasar isu yang seksi untuk dihembuskan.

Namun semua itu, apakah dasar dari sebuah kepentingan itu ego diri atau justru tanpa ego turut mempunyai kepentingan yang berdasar pada cinta dan kepedulian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun