Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Memberi "Jeda" pada Keputusan Hidup Itu Tak Apa, Justru Direkomendasikan

17 September 2021   09:10 Diperbarui: 17 September 2021   22:45 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jeda mengambil keputusan dalam hidup | Sumber: istockphoto

Dalam pemahaman yang begitu saja, memang segala yang "cepat" jatuhnya akan lebih baik menurut rasio kita. 

Namun pada kenyataannya, apakah yang cepat itu adalah yang paling baik dalam memutuskan sesuatu membuat keputusan untuk hidup kita?

Sebilah pertanyaan ini memang terkadang membingungkan. Kecepatan yang dikejar adakalanya justru menghasilkan sesuatu yang nihil. Tetapi juga keterlambatan, tidak kurang membuat kita salah dalam pengambilan keputusan pada setiap momennya, yang terkadang bisa merugikan hidup kita sendiri.

Maka dengan sisi-sisi paradoks yang dihasilkan dari sebuah kecepatan dan juga kelambatan yang mempunyai konsekuensi tersendiri pada setiap keputusan hidup manusia.

Mungkinkah ada jalan tengah untuk mengoptimalkan dilema dari keadaan paradoks tersebut, antara kelambatan dan kecepatan sebagai optimalisasi dari pengambilan setiap keputusan penting mengarungi hidup sebagai manusia?

"Hidup adalah bagaimana manusia menetukan keputusan, dan setiap keputusan hidup merupakan jalan seseorang akan menemukan solusi dari setiap beban atau permasalahan hidupnya sendiri"

Untuk itu, tantangan dalam hidup yang nyata harus disiasati adalah menetukan keputusan. Sebab apapun keputusan yang diambil merupakan sarana dari apa yang akan kita tanggung dalam menjalani hidup ini.

Satu keputusan yang salah akan berpengaruh selama kita hidup. Meski dalam hidup kita dapat lari dari apa yang kita putuskan untuk menghindari semua konsekuensi dari keputusan itu.

Tetapi bekas dari apa yang kita putuskan jika memang itu salah akan tetap berpengaruh pada pengalaman hidup kita yang akan terekam sepanjang hidup. 

Berbeda ketika apa yang kita putuskan benar, sudah pasti manfaat dari konsekuensi itu juga akan dirasakan baik untuk selama-lamanya.

Sebagai sebuah contoh ketika kita dikejar cepat mengambil keputusan penting dan terburu-buru. Di situ justru kita akan kacau dengan rasa dilema, yang dihadapkan pada narasi kita menenangkan hati kita sendiri tanpa tahu konsekuensi terburuk ataupun terbaiknya melalui pemikiran yang jernih.

Ilustrasi jeda | Sumber: pixabay
Ilustrasi jeda | Sumber: pixabay

Maka penting dalam mengambil "keputusan" itu di saat keadaan dari pikiran dan hati kita tenang dan tidak terbebani suatu apapun. 

Supaya kita dapat berpikir semakin jernih dan menetukan ruang-ruang yang mungkin akan terjadi dalam pengambilan keputusan tersebut berserta analisa apa konsekuensi yang akan didapat nanti.  

Oleh sebab itu memberi suatu jeda dalam mengambil keputusan adalah rekomendasi terbaik kita dalam menetukan keputusan.

"Jeda berarti kita memberikan ruang pada kemungkinan-kemunginan yang akan terjadi dan ruang itu yang dapat kita jadikan sebuah analisis pribadi, menyiapkan segala sesuatu baik mental pasca keputusan itu dan mempersiapkan segala konsekuensi yang terjadi pada setiap keputusannya".

Membuat keputusan hidup memang gampang-gampang susah. Diri kita seakan dibawa pada altar sebuah lapangan judi yang hanya ada dua konsekuensi, yakni keberuntungan maupun kesialan yang mungkin akan kita jalani.

Tetapi jika kita juga memberikan ruang pada jeda itu sendiri dalam mengambil keputusan itu. Ruang-ruang yang tadinya tidak terpikirkan menjadi hal yang mampu menjadi bahan analisa kita sebelum membuat keputusan hidup.

Kembali, semua nasib yang kita terima saat ini adalah buah dari keputusan-keputusan yang ada dan kita buat sendiri di masa lalu. Sadar atau tidak keputusan itu merupakan hal yang paling mendasar membentuk hidup kita sampai saat ini.

Menjadi tidak terburu-buru dan menerapkan jeda dalam mengambil keputusan itu sisi esensial hidup manusia, di mana kombinasi antara kecepatan dan kelambatan harus dapat kita manfaatkan sebagai sebuah pertimbangan dari ketepatan memberikan ruang-ruang analisis membuat keputusan.

Bukan masalah keduanya antara cepat dan lambat mengambil keputusan. Tetapi seberapa kita tepat dalam menentukan momennya menetukan keputusan itu.

"Mengeksekusi keputusan melalui sebuah perenungan yang matang dalam jeda sebagai jalan dan hasil terbaik dari keputusan yang diambil adalah masalah yang harus dapat kita pecahkan dengan bijak".

Supaya kita tidak dikejar ataupun mengejar suatu keputusan yang kita anggap itu penting dalam hidup. 

Keputusan kita seharusnya memberikan dampak yang maksimal bagi hidup kita melalui setiap keputusan-keputusan hidup yang tidak begitu saja dan dianggap sebagai sebuah masalah yang sepele.

Keputusan yang baik itu memberikan ruang untuk kita semakin bertumbuh dan bijak menyikapi potensi setiap kekuatan yang dapat kita dihasilkan. 

Bukan apa setiap keputusan kita tidak hanya berdampak bagi diri kita sendiri tetapi juga orang lain yang akan merasakan akibat dari apa keputusan yang kita buat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun